Yogyakarta – Dalam rangka Dies Natalis ke 55 Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menggelar seminar nasional. Pada kesempatan tersebut, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) hadir sebagai pembicara kunci mengatakan, pengembangan pendidikan Indonesia harus berbasis masa depan, agar dapat memberikan nilai tambah dan menajdi solusi bagi masyarakat.
“Bila tidak berbasis masa depan, pendidikan itu menjadi museum, sering saya katakan beda museum dan kampus, museum itu melihat ke belakang, kampus melihat masa depan,” kata Jusuf Kalla saat memberikan keynote speech dalam seminar nasional Ikatan Alumni UNY di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY, Sabtu (4/5).
Wapres Jusuf Kalla menambahkan, kesejahteraan dan kemajuan kualitas guru pun perlu diperhatikan demi kemajuan bangsa. ”Saat ini pemerintah sudah memberi kesejahteraan yang lebih baik kepada guru dibandingkan masa-masa yang lalu. Peningkatan tunjangan dan kesejahteraan itulah yang membuat minat terhadap pendidikan keguruan dan profesi guru semakin meningkat,” tutur Wapres JK.
Menurut Wapres JK, ada empat faktor utama yang mempengaruhi kualitas pendidikan suatu instansi pendidikan. “Pertama adalah gurunya, sejauh mana kualitas dan tingkat pengetahuan gurunya, kedua adalah kurikulumnya, ketiga sarananya, dan yang keempat budaya lingkungannya,” papar Wapres JK.
Wapres JK menekankan, lingkungan dan budaya suatu daerah harus menjadi bagian yang harus diperhatikan. Budaya pendidikan sebuah daerah akan ikut mempengaruhi daya saing daerah tersebut.
“Kenapa Yogya, Bandung, Malang, menjadi pusat-pusat pendidikan? Karena lingkungan budaya mendorong budaya belajar itu. Karena itulah maka kita semua harus memperbaiki atau memberi perhatian yang besar kepada budaya dan lingkungan belajar kita semua,” ungkapnya.
Beban utama perguruan tinggi seperti UNY adalah mempersiapkan guru-guru yang baik dalam semua tingkat pendidikan, dengan inovatif, dan skill sebagai suatu hal yang penting. Wakil Presiden berharap UNY dapat memberi sumbangan pada bangsa dan negara dengan menghasilkan guru-guru yang bermutu kedepan.
Pada kesempatan yang sama Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan pendidikan tinggi di Indonesia harus mampu menghadapi tantangan globalisasi di era Revolusi Industri 4.0 dan menghasilkan pendidikan yang berkualitas.
“Guru menjadi faktor kunci keberhasilan, penting untuk kita berinvestasi dalam menyiapkan guru profesional dan kompeten yang mampu mendidik generasi muda menuju masa depan Indonesia yang lebih cerah,” tegas Menteri Nasir.
Rektor UNY Sutrisna Wibawa dalam sambutannya mengatakan UNY adalah ex IKIP yang tetap fokus menyiapkan tenaga kependidikan dan setelah menjadi universitas diberi tugas oleh pemerintah untuk menyiapkan tenaga non kependidikan.
“Saat ini UNY menduduki peringkat 11 nasional dan sedang mempersiapkan diri menuju world class university. Untuk menuju ke sana, UNY berusaha memenuhi kriteria standar akademik, penelitian dan pengabdian masyarakat sesuai standar nasional perguruan tinggi,” kata Sutrisna.
Menurut Ketua DPP IKA UNY Suyanto, seminar nasional bertema ‘Format Pendidikan untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa’ ini diselenggarakan dalam rangka dies UNY ke-55 dan diikuti oleh 500 yang terdiri dari guru, praktisi, dosen, mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Selain menjadi keynote speaker Wakil Presiden Jusuf Kalla juga berkenan meresmikan Gedung Pascasarjana UNY yang baru.
Redaksi