fbpx

Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Rp 1 M untuk Peningkatan SDM Perguruan Tinggi

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) kini mulai mendorong pengembangan sumber daya manusia (SDM) perguruan tinggi melalui riset. Ini dibuktikan saat Menristek Dikti, M. Nasir telah menandatangani Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Penelitian Perguruan Tinggi dan Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional (INSINAS) pada 10 Maret 2016.

Kemenristek Dikti menggelontorkan dana sebesar Rp 999,7 miliar melalui Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan (Ditjen Risbang) untuk riset perguruan tinggi di Indonesia. Adapun jumlah tersebut didistribusikan untuk mendanai 15.171 proposal yang sudah dinyatakan lolos.

Dari total 24.588 usulan, 15.171 proposal dinyatakan lolos, yakni 54,4 persen PTN dan 45,6 persen PTS. Sementara penerima dana 59,7 persen dari PTN dan 40,3 persen untuk PTS. Sementara sebanyak 10.027 proposal riset tidak lolos seleksi.

Dana tersebut juga digunakan untuk mengoptimalisasi Sistem Inovasi Nasional. Menristek juga berharap adanya National Competitiveness yang dapat dicapai melalui tiga komponen yaitu Tenaga Kerja yang Terampil, Inovasi, dan Hasil Riset yang Baik.

Dirjen Risbang Muhammad Dimyati menambahkan bahwa ada lima pengelompokan riset berdasarkan kesiapan secara teknologi, yakni:

  1. Riset untuk peneliti dan dosen pemula,
  2. Riset dasar
  3. Riset terapan
  4. Riset pengembangan
  5. Riset pengabdian masyarakat

Pengusul dana riset terbesar adalah PTS, yakni 1.006 kampus. Sementara itu hanya 112 PTN yang lulus seleksi proposal. Total ada 106 PTN dan 761 PTS yang proposal risetnya akan didanai.

Dimyati menambahkan, untuk Insinas terdapat 890 proposal yang masuk. Hasil seleksi administrasi meluluskan 750 proposal. Dan dari seleksi substansi dan pemaparan diputuskan 283 proposal akan didanai Kemristekdikti.

Dari sekitar 15.171 judul riset tersebut akan dibagi dalam 16 jenis skema riset yakni:

  1. Kerjasama Luar Negeri dan Publikasi Internasional
  2. Fundamental
  3. Kompetensi
  4. Hibah Bersaing
  5. Unggulan Perguruan Tinggi
  6. Iptek
  7. Strategis Nasional
  8. Unggulan Strategis Nasional
  9. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
  10. Riset Andalan Perguruan Tinggi dan Industri (RAPID)
  11. Dosen Pemula
  12. Pascasarjana
  13. Kerjasama Perguruan Tinggi
  14. Desertasi Doktor
  15. Program Magister Doktor Sarjana Unggul
  16. Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional (INSINAS)

Menristek Dikti M Nasir mengingatkan pentingnya riset dalam pembangunan sebuah bangsa. Riset akan menaikkan daya saing sebuah bangsa. Itu sebabnya perguruan tinggi harus terus dipacu untuk menghasilkan riset yang bermutu. Kuncinya, tiap riset harus memiliki tahapan yang jelas, bukan sekadar menghabiskan anggaran.

Untuk menghasilkan riset yang baik, ada tiga komponen yang perlu dipenuhi, yakni tenaga kerja yang terampil, inovasi, dan riset yg baik. Sedangkan riset yang baik harus melalui tahapan riset dasar, riset terapan dan riset pengembangan.

Nasir mengatakan, daya saing suatu bangsa ditentukan oleh kualitas kemampuan sumber daya manusia dalam penguasaan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Namun tetap dilandasi mental dan perilaku yang baik dan bertanggung jawab.

Sebenarnya selama ini riset yang dilakukan oleh anak bangsa telah menghasilkan produk yang bisa diukur dan tidak bisa diukur. Hasil riset yang tidak bisa diukur yakni berupa pengetahuan, keterampilan dan pengalaman para peneliti dan lembaga-lembaga riset, serta perguruan tinggi.

Sementara itu hasil riset yang bersifat bisa diukur yakni peningkatan jumlah karya tulis ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal nasional dan jurnal internasional atau jurnal bereputasi internasional, peningkatan jumlah perolehan kekayaan intelektual (KI), serta peningkatan sinergi dalam penyelenggaraan riset-riset nasional.

Kemenristek Dikti mengharapkan bahwa dari riset yang diajukan bisa menghasilkan riset berkualitas dan memberi manfaat bagi masyarakat. Hasil riset kelak juga diharapkan tidak sekadar menjadi penghias rak-rak perpustakaan universitas, namun akan ada proses hilirisasi riset, yakni menggiring riset sebagai sebuah karya bermanfaat bagi masyarakat.

 

Sumber: http://news.okezone.com/read/2016/03/10/65/1332536/kemristekdikti-gelontorkan-rp999-7-m-untuk-riset-kampus?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter