fbpx

Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Menristekdikti Sebut Peminat Politeknik Meningkat Signifikan

Peminat politenik meningkat
Mohamad Nasir, didampingi Ismunandar dan Rachmad Imbang Tritjahjono, dalam konferensi pers hasil penetapan penerimaan mahasiswa baru Politeknik Negeri Se-Indonesia, (16/4). (foto: dok. ristekdikti.go.id)

Semarang – Dalam konferensi pers hasil penetapan penerimaan mahasiswa baru Politeknik Negeri Se-Indonesia, (16/4), Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengumumkan dari 16.666 siswa lulus seleksi Penelusuran Minat dan Kemampuan Politeknik Negeri (PMDK-PN) dan diterima di 42 Politeknik Negeri di seluruh Indonesia. Berdasarkan data tersebutlah menristekdikti menyebut peminat politeknik meningkat secara signifikan.

“Angka pendaftar PMDK-PN naik sebesar 13% dari tahun lalu, yakni dari 183.827 siswa menjadi  siswa. Hal ini menunjukkan siswa yang berminat untuk studi lanjut di politeknik naik secara signifikan. Bahkan di beberapa politeknik, ada kenaikan pendaftar mencapai hampir 30%,” terang Mohamad Nasir dilansir oleh ristekdikti.go.id.

Ia menambahkan pendaftar berjumlah 206.852 tersebut berasal dari 8.421 sekolah dan Politeknik juga menjaring calon mahasiswa dari kalangan dengan ekonomi terbatas sebelumnya.

Berdasarkan data tersebut, Mohamad  Nasir menyebut kenaikan animo siswa untuk mendaftar di Politeknik menunjukkan siswa dan orang tua siswa teredukasi dengan baik tentang Politeknik. Politeknik bukan lagi menjadi pilihan kedua, namun menjadi perguruan tinggi pilihan untuk menjadi lulusan terampil dan berkompetensi.

Peminat politeknik meningkat tinggi tiap tahunnya. Hal ini pernah diungkap oleh Tirto.id dalam artikel berjudul Nasib Pendidikan Vokasi yang Masih Dipandang Sebelah Mata tahun 2018. Tingginya peminat pendidikan vokasi terbukti dengan angka pendaftar yang mengikuti ujian masuk program vokasi di PTN. Sebagai contoh, jumlah pendaftar di program vokasi Universitas Gajah Mada tahun 2017 mencapai 7.041 peserta. Sementara jumlah pendaftar ujian seleksi masuk Program Vokasi Universitas Indonesia 9.750 peserta.

Hanya saja, yang perlu digarisbawahi adalah meskipun peminat Pendidikan Vokasi cukup tinggi, lulusan Pendidikan Vokasi masih mengalami diskriminasi baik di ranah akademik maupun dunia kerja. Diketahui lulusan Pendidikan Vokasi masih mendapatkan gaji yang lebih rendah ketimbang lulusan sarjana. Bahkan data Badan Pusat Statistik menyebutkan pengganguran di kalangan lulusan Pendidikan Vokasi meningkat sejak tahun 2014.

Agus Puji Prasetyono, Staf Ahli Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi bidang Relevansi dan Produktivitas mengatakan perlu upaya menghadapi persaingan di dunia kerja dengan melakukan formulasi ulang arah dan kebijakan strategis terkait pendidikan politeknik saat ini. Karena tidak dipungkiri kemampuan dan keterampilan lulusan vokasi diperlukan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Untuk itu, dengan adanya peningkatan peminat ini, Mohamad Nasir mengharapkan pemerintah bisa meningkatkan fasilitas yang ada di Politeknik. Pemerintah ingin mendorong penyiapan tenaga kerja professional. Menurutnya, apa yang sudah dilakukan di tahun 2018 dan 2017 mengalami kemajuan yang luar biasa yaitu kebijakan sertifikat kompetensi. Di sisi lain, rencananya Kemenristekdikti akan mengintegrasikan seleksi masuk politeknik dengan jalur SNMPTN maupun SBMPTN, untuk menjaring mahasiswa yang berkualitas sesuai dari kompetensinya masing-masing.

Rachmad Imbang Tritjahjono selaku Ketua Forum Direktur menyampaikan, peserta yang dinyatakan tidak lolos PMDK-PN dapat masuk ke Politeknik Negeri melalui jalur Ujian Masuk Politeknik Negeri (UMPN) yang akan dibuka pada tanggal 20 Mei secara serentak di semua politeknik negeri, di luar jalur mandiri yang ditawarkan.

Suasana konferensi pers hasil penetapan penerimaan mahasiswa baru Politeknik Negeri Se-Indonesia. (foto: dok. ristekdikti.go.id)

Kemudian Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti, Ismunandar mengatakan Kemenristekdikti siap untuk menggabungkan seleksi masuk perguruan tinggi negeri baik Universitas, Institut dan Politeknik menjadi satu kesatuan.

“Terkait politeknik kementerian juga meluncurkan Multi Entry Multi Exit (MEME) dalam rangka mendukung politeknik menjadi lebih fleksibel, kebijakan baru ini adalah untuk mendorong dan menunjukan pengalaman industri sangatlah penting,” ucap Ismunandar.

Selain itu Permenristekdikti baru diluncurkan, berisi tentang magang di industri itu disetarakan SKS-nya. Jadi 45 jam magang di industri setara dengan dengan 1 SKS.

“Hal ini agar mendorong mahasiswa memiliki pengalaman magang di industri. Kita berharap tahun depan kita membuat sistem penerimaan mahasiswa yang terintegrasi agar politeknik menjadi satu kesatuan,” tutup Ismunandar.

Konferensi pers tersebut juga pada acara ini Sekretaris Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek Dikti Agus Indarjo, Direktur Politeknik Negeri Semarang Supriyadi, Ketua Umum PMDK-PN Zainal Nur Arifin dan para Direktur Politeknik Negeri seluruh Indonesia.

 

Redaksi