9 Arti Penting Update dan Mengikuti Tren Publikasi Akademik 

tren-publikasi-akademik
9 Arti Penting Update dan Mengikuti Tren Publikasi Akademik 

Sudahkah mulai mengecek atau mencari tahu tren publikasi akademik atau publikasi ilmiah? Termasuk juga prediksi tren dalam publikasi ilmiah di tahun 2026 mendatang. Sebab kurang dari satu bulan, tahun 2026 sudah di depan mata. 

Kemudian akan ada kemungkinan terjadi perubahan tren di dalam publikasi ilmiah. Perubahan seperti ini tentu penting untuk diikuti para dosen dan peneliti. Sehingga penelitian dan publikasi ilmiah sejalan dengan tren tersebut. Namun, seberapa penting mengikuti perkembangan tren dalam publikasi ilmiah? Berikut informasinya. 

Mengenal Tren Publikasi Ilmiah 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tren didefinisikan sebagai “gaya mutakhir”. Secara umum, tren dipahami sebagai suatu pola umum atau arah perkembangan dalam suatu bidang. 

Tren menunjukan apa yang sedang diminati dan dibutuhkan oleh masyarakat luas. Istilah ini berlaku di berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam penelitian dan publikasi ilmiah. Dimana kegiatan penelitian membutuhkan pengecekan tren publikasi untuk membantu menentukan topik penelitian. 

Jadi, tren publikasi ilmiah adalah kecenderungan, arah perkembangan, dan pola perubahan dalam aktivitas publikasi hasil penelitian pada periode tertentu. Disebut pada periode tertentu, karena tren dalam publikasi ilmiah akan terus berkembang. 

Misalnya, saat pandemi Covid-19 di sekitaran tahun 2020 memunculkan tren publikasi terkait Covid-19. Contoh lain, ketika teknologi Artificial Intelligence (AI) berkembang dan mencuri perhatian masyarakat dunia. Maka AI menjadi salah satu tren dalam publikasi ilmiah. Tren ini akan terus berganti dan dipengaruhi banyak faktor. 

Arti Penting Mengikuti Tren Publikasi Ilmiah 

Dalam kegiatan penelitian, seorang dosen maupun peneliti pada dasarnya tidak harus mengikuti tren publikasi ilmiah. Sebab ada kalanya, bidang keilmuan yang ditekuni dan kepakaran yang dipilih tidak masuk dalam tren tersebut. Pada kondisi lain, sangat mungkin dosen dan peneliti lebih tertarik dengan topik lain. 

Bisa juga karena alasan lainnya dan sah saja jika tidak mengikuti tren dalam publikasi ilmiah. Hanya saja, memilih jalan sebaliknya akan memberi keuntungan tersendiri. Berikut beberapa keuntungan dan arti penting memilih mengikuti tren dalam publikasi ilmiah: 

1. Publikasi Relevan dan Berdampak 

Arti penting yang pertama mengikuti perkembangan tren dalam publikasi ilmiah adalah agar relevan dan berdampak. Disebut agar relevan, karena ketika mengikuti tren maka mengikuti masalah yang dihadapi masyarakat saat ini. 

Sehingga topik yang diteliti sesuai masalah di masyarakat. Penelitian kemudian menghasilkan temuan yang membantu mengatasinya. Inilah salah satu tujuan utama dilakukan penelitian, yakni memberi solusi atas permasalahan di masyarakat. 

Kedua, disebut berdampak karena relevansi antara apa yang diteliti dengan masalah yang dihadapi masyarakat saat ini. Tentu membuat hasil penelitian bisa langsung dimanfaatkan. Sehingga dampak penelitian lebih nyata atau terasa secara langsung. 

2. Kemudahan Akses Pendanaan dan Dukungan Penelitian 

Mengikuti tren publikasi ilmiah juga penting untuk kemudahan mendapat dukungan, baik pendanaan maupun dukungan bentuk lainnya. Sebab ketika topik yang diteliti memang berupa masalah yang sedang dihadapi masyarakat. Maka urgensinya tinggi. 

Penelitian dengan urgensi tinggi cenderung lebih mudah mendapat hibah penelitian. Kemudian, dari pihak institusi yang menaungi dosen pun akan lebih mudah memberi persetujuan. Sehingga rencana penelitian di dalam proposal bisa segera direalisasikan. 

Tak hanya itu, ketika penelitian relevan dengan kebutuhan masyarakat. Maka ketika bermitra dengan industri dan lembaga pemerintahan bisa mendapat dukungan penuh. Dukungan disini bisa dukungan pendanaan, fasilitas penelitian, dan sebagainya. 

3. Jembatan Membuka Jaringan dan Berkolaborasi 

Mengikuti tren publikasi ilmiah juga memiliki arti penting dalam mendukung pengembangan jaringan. Secara umum, publikasi ilmiah pada topik-topik yang tengah naik daun akan lebih banyak dicari. Khususnya dosen dan peneliti lain. 

Ketika mengakses publikasi ilmiah yang dimiliki, maka nama penulis tercantum di dalamnya. Kemudian pembaca yang tertarik berkolaborasi dalam penelitian di topik yang sama akan menghubungi kontak yang juga dicantumkan. 

Bagi kalangan dosen dan peneliti, dikenal semakin luas membantu memiliki jaringan lebih luas juga. Jaringan ini akan membuka jalan berkolaborasi, baik dalam penelitian maupun publikasi ilmiah. Sehingga lebih produktif dalam meneliti dan mengurus publikasi ilmiah. 

4. Peluang Tinggi Membangun Kolaborasi Lintas Bidang

Arti penting mengikuti tren dalam publikasi ilmiah juga membuka peluang kolaborasi lintas bidang. Sebab pada topik yang kompleks, tidak cukup diteliti oleh satu orang pakar di suatu bidang keilmuan. Melainkan beberapa pakar dari bidang berbeda. 

Bahkan, dengan mengikuti tren ini bisa membuka peluang berkolaborasi lintas institusi sampai lintas negara. Sebab beberapa topik penelitian menjadi masalah global. 

5. Visibilitas dan Sitasi Tinggi 

Sesuai penjelasan sebelumnya, publikasi ilmiah dengan topik yang sedang tren akan banyak dicari. Sehingga mengikuti tren publikasi ilmiah tersebut membantu meningkatkan visibilitas dan bahkan sitasi. 

Sebab, publikasi ilmiah akan banyak dicari, ditemukan, dan kemudian dibaca lebih banyak orang. Selanjutnya, para pembaca ini akan mengutip beberapa data dan penjelasan penulis dalam penelitian maupun publikasi ilmiah mereka. 

Semakin tinggi sitasi publikasi ilmiah, maka semakin menunjukan dampak publikasi tersebut. Sebab salah satu indikator publikasi yang berdampak adalah dilihat dari jumlah sitasinya. 

6. Menunjang Perkembangan Karir Profesional Dosen 

Sesuai penjelasan di poin sebelumnya, maka salah satu arti penting mengikuti tren dalam publikasi ilmiah adalah menunjang perkembangan karir. Misalnya karir akademik dosen di Indonesia. 

Semakin banyak yang membaca dan mengutip publikasi ilmiah yang dimiliki dosen. Maka publikasi tersebut memiliki IF (Impact Factor) yang tinggi. Dalam kenaikan jabatan fungsional, khususnya ke jenjang Lektor Kepala ke Guru Besar (Profesor) dimana IF sangat penting. 

Sebab sesuai dengan Kepmendiktisaintek Nomor 63 Tahun 2025, syarat khusus kenaikan dari Lektor Kepala menuju Profesor adalah memiliki riwayat publikasi di jurnal internasional bereputasi dengan skor SJR > 0,10 atau JIS > 0,05. 

Skor ini didapatkan dari jumlah sitasi. Jadi semakin tinggi sitasi publikasi ilmiah, semakin besar peluang memenuhi syarat khusus ini. Bagi dosen yang ingin karir akademiknya terus berkembang, maka sangat tepat mengikuti perkembangan tren dalam publikasi ilmiah. 

7. Lebih Kompetitif 

Pada dasarnya mengikuti perkembangan tren dalam publikasi ilmiah juga punya resiko atau kekurangan. Salah satunya kompetisi yang tinggi. Ketika mengajukan hibah, ada kemungkinan pengusul lain memiliki topik yang sama. Jika banyak, maka persaingan meraih hibah lebih ketat dan terasa lebih sulit dimenangkan. 

Namun, jika sudah terbiasa mengikuti tren dan akrab dengan kompetisi. Maka cenderung lebih mudah dihadapi dan bisa mengetahui apa saja yang perlu dilakukan untuk memiliki nilai tambah. Sehingga peluang meraih hibah dan dukungan lain lebih tinggi. 

Selain itu, jika sudah familiar dengan kompetisi maka akan mengedepankan kualitas. Sehingga publikasi ilmiah yang dimiliki memiliki kualitas mumpuni. Hal ini membuka peluang untuk diterima di berbagai media publikasi kredibel. Misalnya di berbagai jurnal internasional bereputasi.

Baca Juga : Memahami Pentingnya Publikasi Jurnal untuk Pencapaian BKD 

8. Potensi Besar untuk Berinovasi 

Mengikuti tren publikasi ilmiah membuat dosen dan peneliti lebih akrab dengan kompetisi sengit. Terutama dalam meraih program hibah. Namun, kompetisi ini juga berdampak positif. 

Selain mendorong peningkatan kualitas publikasi ilmiah sesuai penjelasan sebelumnya. Juga bisa mendorong dosen dan peneliti dalam berinovasi. Misalnya, topik sudah sesuai tren dan mencari metode penelitian yang tidak biasa. 

Kemudian menggunakan suatu teknik tersendiri, teknik baru, dan sebagainya untuk menunjang temuan yang baru sekaligus inovatif. Jadi, ketika dosen maupun peneliti selalu mengikuti tren maka semakin besar peluang selalu inovatif dalam penelitian dan publikasi hasil penelitian tersebut. 

9. Berdampak Besar bagi Reputasi Institusi 

Arti penting berikutnya dalam mengikuti tren publikasi ilmiah adalah ikut membantu mengembangkan institusi yang menaungi dosen. Dalam dunia pendidikan tinggi, terdapat proses pemeringkatan. Termasuk pemeringkatan tingkat global. 

Misalnya pemeringkatan yang dilakukan QS World University Rankings (QS WUR), Webometrics Ranking of World Universities, Scimago Institutions Rankings (SIR), dan lain sebagainya. 

Meskipun masing-masing lembaga pemeringkatan global punya mekanisme penilaian tersendiri. Namun, umumnya menilai kualitas dan kuantitas publikasi ilmiah perguruan tinggi. Kualitas publikasi, salah satunya dilihat dari jumlah sitasi (skor IF, JIS, dll). 

Dosen yang aktif mengikuti tren cenderung lebih mudah menemukan topik menarik untuk diteliti. Sehingga termotivasi untuk melakukan penelitian rutin. Kemudian memiliki publikasi ilmiah yang lebih banyak. 

Publikasi ini akan dihitung sebagai publikasi institusi yang menaungi dosen. Semakin banyak jumlahnya, semakin memudahkan perguruan tinggi atau institusi tersebut meraih posisi pemeringkatan tinggi. Semakin tinggi posisi pemeringkatan, semakin dipandang kredibel oleh masyarakat.  

Prediksi Tren Publikasi Ilmiah di Tahun 2026 

Ada banyak cara dan media yang bisa digunakan untuk mengetahui tren publikasi ilmiah. Salah satunya dengan melihat publikasi ilmiah terkini di database bereputasi. Misalnya di Scopus dan Web of Science (WoS). 

Adapun beberapa bidang yang diprediksi menjadi tren di tahun 2026 sesuai publikasi terkini yang terindeks Scopus dan WoS adalah sebagai berikut: 

  1. Innovations in medicine and pharmaceutics (Inovasi dalam kedokteran dan farmasi)
  2. Health (Kesehatan) 
  3. IT and computer sciences (Teknologi informasi dan ilmu komputer)
  4. Artificial intelligence (Kecerdasan Buatan) 
  5. Cybersecurity (Keamanan siber) 
  6. Machine learning (Pembelajaran mesin) 
  7. Engineering (Teknik) 
  8. Digital humanities (Humaniora digital) 
  9. ESG (Environmental, Social, and Governance) 
  10. Poverty issues (Masalah kemiskinan) 
  11. Sustainability (Keberlanjutan) 
  12. Green economy (Ekonomi Hijau) 
  13. Society0 (Masyarakat 0,0 –  tahap paling awal perkembangan masyarakat) 
  14. Education and emerging technologies (Pendidikan dan teknologi baru) 
  15. Computational linguistics (Bahasa komputasi) 
  16. International relations (Hubungan internasional) 
  17. Business and management (Bisnis dan manajemen) 
  18. Issues of unethical use of AI-based technologies (Isu pelanggaran etika dalam penggunaan teknologi AI) 
  19. Personnel management and human capital (Manajemen sumber daya manusia dan modal) 
  20. Consequences of war and crisis (Dampak dari perang dan krisis). 

Dua database bereputasi ini sering dijadikan tujuan utama para peneliti untuk mempublikasikan hasil penelitian. Sebab jurnal-jurnal yang terindeks di dalamnya memiliki kredibilitas tinggi. Sehingga bisa dijadikan acuan dalam memprediksi tren publikasi akademik.

Baca Juga :

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Tren Publikasi Ilmiah 

Prediksi tren di atas tentu masih ada kemungkinan meleset. Sehingga tidak menjadi tren di tahun 2026 mendatang. Hal ini masih mungkin terjadi karena tren dalam publikasi ilmiah dipengaruhi banyak faktor. Diantaranya adalah: 

1. Kebutuhan Masyarakat 

Faktor pertama yang bisa mempengaruhi tren dalam publikasi ilmiah adalah kebutuhan masyarakat. Masyarakat di masa sekarang sedang menghadapi masalah dan fenomena apa? Maka menjadi topik yang menarik dan punya urgensi tinggi untuk diteliti. 

2. Kemajuan Teknologi 

Teknologi akan terus berkembang dan muncul teknologi baru. Munculnya teknologi baru akan memberi peluang penelitian baru juga. Misalnya, dulu belum dikenal teknologi AI dan ketika berkembang barulah mendorong tren untuk diteliti. 

3. Prioritas Pemerintah dan Penyelenggara Hibah 

Setiap pemerintah di berbagai negara di dunia memiliki prioritas riset. Begitu juga dengan penyelenggara hibah penelitian. Prioritas ini akan ikut mempengaruhi tren dalam publikasi ilmiah. 

4. Minat Publik dan Perhatian Media 

Faktor berikutnya yang juga sangat mempengaruhi perubahan dan perkembangan tren di dalam publikasi ilmiah adalah minat publik. Kemudian disusul dengan perhatian media. 

Ketika ada suatu topik yang menarik minat publik atau menjadi perhatian media informasi. Maka akan mendorong penelitian dan publikasi di topik tersebut. Misalnya, publik Indonesia tertarik dengan sosok Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo. Maka akan mendorong penelitian terkait sosok Joko Widodo tersebut. 

5. Peristiwa dan Perubahan Kebijakan Global 

Berikutnya adalah terjadinya peristiwa global maupun kebijakan global. Perubahan kebijakan dan terjadinya peristiwa global akan mendorong penelitian yang relevan. Misalnya, saat dunia dilanda pandemi Covid-19 maka mendorong penelitian tentang pandemi tersebut di berbagai negara. 

6. Pergeseran Perilaku Konsumen dan Tren Pasar 

Faktor keenam yang mempengaruhi perubahan dan arah perkembangan tren publikasi ilmiah adalah pergeseran perilaku konsumen dan tren pasar. Ketika pola konsumsi masyarakat berubah maka akan mempengaruhi arah penelitian di bidang ekonomi, bisnis, pemasaran, sampai psikologi. 

7. Konvergensi Lintas Disiplin Keilmuan 

Faktor berikutnya adalah terjadinya konvergensi lintas disiplin keilmuan. Artinya, ketika dalam penelitian terjadi kolaborasi lintas disiplin ilmu. Maka akan menghasilkan temuan baru dan mendorong penelitian lebih lanjut. Jadi, kolaborasi lintas bidang bisa menciptakan tren baru dalam publikasi ilmiah. 

8. Program Pendidikan dan Pelatihan Penelitian 

Faktor kedelapan yang juga mempengaruhi arah perubahan tren dalam publikasi ilmiah adalah program pendidikan maupun pelatihan penelitian. Misalnya suatu sekolah sampai perguruan tinggi menerapkan teknologi AI untuk membangun literasi AI pada peserta didik. 

Maka setiap guru dan dosen akan terdorong untuk meneliti dampak pengenalan sampa penggunaan AI dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga kurikulum dan kebijakan di lingkungan pendidikan bisa mengarahkan tren penelitian. 

9. Tinjauan dan Kritik Penelitian Terdahulu 

Faktor lain yang ikut mempengaruhi perubahan dan perkembangan tren dalam publikasi ilmiah adalah ulasan sampai kritik pada penelitian terdahulu. Penelitian sebelumnya bisa diakses melalui publikasi ilmiah. 

Sebab setiap hasil penelitian pasti dipublikasikan dan bisa diakses oleh masyarakat. Apalagi jika dipublikasikan di media yang sifatnya open access. Jika ada ulasan, kritik, dan suatu penelitian terdahulu dibahas mendalam. 

Kemudian mencuri perhatian banyak masyarakat ilmiah. Maka akan menjadi tren baru dalam publikasi ilmiah. Jadi, research gap dari penelitian terdahulu bisa dibahas dan kemudian menjadi tren baru dalam publikasi ilmiah. 

Bagaimana Jika Bidang Keilmuan yang Ditekuni Tidak Masuk Tren Publikasi Ilmiah? 

Sesuai penjelasan sebelumnya, tidak semua dosen dan peneliti memilih mengikuti tren publikasi ilmiah. Sebab bisa jadi bidang yang ditekuni tidak menjadi tren yang sedang berkembang. 

Jika kondisi ini terjadi, apa yang harus dilakukan dosen dan peneliti? Terdapat 2 pilihan untuk menyikapi kondisi ini. Pertama, tetap fokus pada bidang keilmuan dan fokus di satu kepakaran. Sehingga bisa konsisten meneliti dan memiliki publikasi ilmiah. 

Kedua, memilih berkolaborasi dengan dosen dan peneliti lain yang berbeda bidang keilmuan dan kepakaran. Khususnya dengan dosen yang bidannya menjadi salah satu tren publikasi akademik. Sehingga mendorong publikasi yang masih relevan dengan tren akan tetapi tidak keluar dari bidang dan kepakaran yang dimiliki.

Artikel ini ditulis oleh Pujiati dan disunting oleh Ahmad Aziz
Referensi:
  1. Science Publisher Company. (n.d). Major trends of scientific publications in 2025-2026. [BUKA]
  2. Pujiati. (2024). Cara Mengetahui Tren Penelitian untuk Menentukan Topik. [BUKA]
  3. Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. (2025). Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nomor 63/M/KEP/2025 Tentang Petunjuk Teknis Layanan Pembinaan dan Pengembangan Profesi dan Karir Dosen. [BUKA]