Memahami Apa dan Kenapa Penentuan Luaran Riset Berdasarkan TKTĀ 

luaran-riset-berdasarkan-tkt
Memahami Apa dan Kenapa Penentuan Luaran Riset Berdasarkan TKTĀ 

Memahami luaran riset berdasarkan TKT di tingkatan mana tentu sangat penting. Sebab TKT ini menentukan sekaligus menjelaskan seberapa siap temuan dalam penelitian untuk diterapkan. 

Istilah TKT bagi dosen dan peneliti, khususnya di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) tentu tidak asing di telinga. Namun, sudahkah memahami apa itu TKT dan korelasinya dengan luaran penelitian? Berikut informasinya. 

Apa Itu Tingkat Kesiapterapan Teknologi (TKT)? 

Membahas TKT secara mendalam akan sampai pada luaran riset berdasarkan TKT. Namun, sudahkah memahami apa itu TKT? TKT sendiri merupakan kependekan dari Tingkat Kesiapterapan Teknologi. 

Mengutip dari Permenristekdikti Nomor 42 Tahun 2016 Tentang Pengukuran dan Penetapan Tingkat Kesiapterapan Teknologi, TKT adalah tingkat kondisi kematangan atau kesiapterapan suatu hasil Penelitian (research) dan pengembangan teknologi tertentu yang diukur secara sistematis. 

Secara sederhana, TKT bisa dipahami sebagai ukuran untuk menilai sejauh mana suatu hasil atau temuan penelitian siap untuk diterapkan atau diimplementasikan. Oleh Kemenristekdikti (sekarang Kemdiktisaintek), TKT terbagi dalam 9 tingkatan. 

Tingkatan ini menunjukan seberapa siap suatu temuan atau hasil penelitian untuk diimplementasikan. Hasil atau temuan penelitian bisa dalam bentuk teori baru, prototipe, model, maupun yang lainnya. Masing-masing punya karakteristik tersendiri dan tidak semua bisa langsung diterapkan. 

TKT memberi penjelasan dan informasi tambahan, mengenai temuan atau hasil penelitian masuk tingkat berapa. Smeakin tinggi tingkatan TKT-nya maka bisa segera diterapkan di industri atau di masyarakat. Begitu juga sebaliknya. 

Tingkatan TKT dan Indikator Pencapaiannya 

Dalam Permenristekdikti Nomor 42 Tahun 2016 , pada Pasal 5 disebutkan jika TKT terbagi menjadi 9 (sembilan) tingkatan. Tingkatan ini penting untuk dipahami supaya lebih mudah menentukan luaran riset berdasarkan TKT. Berikut detailnya: 

  1. TKT 1: Prinsip dasar dari teknologi telah diteliti dan tercatat
  2. TKT 2: Formulasi Konsep teknologi dan aplikasinya
  3. TKT 3: Pembuktian konsep (proof-of-concept) fungsi dan/atau karakteristik penting secara analitis dan eksperimental
  4. TKT 4: Validasi kode, komponen dan atau kumpulan komponen dalam lingkungan laboratorium
  5. TKT 5: Validasi kode, komponen dan atau kumpulan komponen dalam lingkungan yang relevan
  6. TKT 6: Demonstrasi Model atau Prototipe Sistem/ Subsistem dalam lingkungan yang relevan
  7. TKT 7: Demonstrasi prototipe sistem dalam lingkungan atau aplikasi sebenarnya
  8. TKT 8: Sistem telah lengkap dan memenuhi syarat (qualified) melalui pengujian dan demonstrasi dalam lingkungan atau aplikasi sebenarnya
  9. TKT 9: Sistem benar-benar teruji atau terbukti melalui keberhasilan pengoperasian

Selain itu, TKT terbagi lagi menjadi 8 jenis didasarkan pada bidang keilmuan yang ditetapkan DRTPM (Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat). Yaitu: 

  • TKT Jenis Umum dan Hard Engineering
  • TKT Jenis Software
  • TKT Jenis Pertanian/Perikanan/Peternakan
  • TKT Jenis Kesehatan–Produk Vaksin/Hayati
  • TKT Jenis Kesehatan–Produk Alat Kesehatan
  • TKT Jenis Farmasi
  • TKT Jenis Sosial Humaniora dan Pendidikan
  • TKT Jenis Seni

Jenis TKT sesuai bidang keilmuan tersebut yang kemudian dijabarkan kembali menjadi indikator penilaian. Jadi, ketika dosen mengajukan proposal hibah dan menyebutkan luaran yang akan dicapai. Maka luaran tersebut masuk TKT mana. 

Pada saat proses monitoring dan evaluasi program hibah, kemudian dinilai luaran sudah memenuhi semua atau sebagian dari indikator TKT pada tingkat dan bidang keilmuan tertentu. 

Sebab indikator penilaian di masing-masing bidang keilmuan berbeda. Berikut beberapa diantaranya dikutip dari Buku Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat tahun 2024:  

1. TKT Jenis Umum dan Hard Engineering

Status Indikator Pencapaian 
Prinsip dasar dari teknologi diteliti dan dilaporkan.Asumsi dan hukum dasar (ex.fisika/ kimia) yang akan digunakan pada teknologi (baru) telah ditentukan. Studi literatur (teori/ empiris–riset terdahulu) tentang prinsip dasar teknologi yang akan dikembangkan; dan Formulasi hipotesis riset. 
Formulasi konsep dan/ atau aplikasi formulasiPeralatan dan sistem yang akan digunakan, telah teridentifikasi. Studi literatur (teoritis/empiris) teknologi yang akan dikembangkan memungkinkan untuk diterapkan.  Desain secara teoritis dan empiris telah teridentifikasi. Elemen-elemen dasar dari teknologi yang akan dikembangkan telah diketahui. Karakterisasi komponen teknologi yang akan dikembangkan telah dikuasai dan dipahami. Kinerja dari masing-masing elemen penyusun teknologi yang akan dikembangkan telah diprediksi. 
Pembuktian konsep fungsi dan/atau karakteristik penting secara analitis dan eksperimentalStudi analitik mendukung prediksi kinerja elemen-elemen teknologi. Karakteristik/sifat dan kapasitas unjuk kerja sistem dasar telah diidentifikasi dan diprediksi. Telah dilakukan percobaan laboratorium untuk menguji kelayakan penerapan teknologi tersebut. Model dan simulasi mendukung prediksi kemampuan elemen-elemen teknologi. Pengembangan teknologi tersebut dengan langkah awal menggunakan model matematik sangat dimungkinkan dan dapat disimulasikan. Riset laboratorium untuk memprediksi kinerja tiap elemen teknologi Secara teoritis, empiris dan eksperimen telah diketahui komponen-komponen sistem teknologi tersebut dapat bekerja dengan baik. 

2. TKT Jenis Software

Status Indikator Pencapaian 
Prinsip dasar dari teknologi diteliti dan dilaporkan Merupakan tingkat terendah dari kesiapan teknologi perangkat lunak. Merupakan ranah perangkat lunak baru yang sedang didalami oleh komunitas riset dasar. Mencakup juga pengembangan dari penggunaan tingkat dasar, sifat dasar dari arsitektur perangkat lunak, formulasi matematika, konsep perangkat yang dapat direalisasikan, kajian prinsip dasar perangkat lunak, prinsip ilmiah, formulasi hipotesis riset, dan algoritma umum. 
Formulasi konsep dan/ atau penerapan teknologi  Setelah prinsip dasar diteliti, berlanjut pada pembuatan aplikasi yang bersifat praktis. Aplikasi bersifat spekulatif, dan terdapat kemungkinan tidak memiliki bukti atau analisis rinci untuk mendukung asumsi yang ada/dilakukan. Contoh-contoh dibatasi pada studi analitik dengan menggunakan data sintetis (buatan). Pengguna/customer sudah dapat diidentifikasi, penerapan sistem atau subsistem sudah diidentifikasi. Studi kelayakan aplikasi perangkat lunak. Solusi desain empiris maupun teoritis sudah diidentifikasi. 
Pembuktian konsep fungsi dan/atau karakteristik penting secara analitis dan eksperimentalTerdapat inisiasi proses penelitian dan pengembangan yang dilakukan secara aktif. Kelayakan ilmiah ditunjukkan melalui studi analitik dan laboratorium; dan Mencakup juga pengembangan dari lingkungan fungsi terbatas untuk memvalidasi sifat kritis dan prediksi analitis menggunakan: A. komponen perangkat lunak yang tidak terintegrasi; dan B. Sebagian data yang mewakili. Prediksi kemampuan setiap elemen teknologi sudah divalidasi melalui kajian analitis. Outline algoritma perangkat lunak tersedia.Prediksi kemampuan elemen teknologi sudah divalidasi melalui modeling dan simulation. 
Validasi komponen/subsistem dalam lingkungan laboratoriumKomponen perangkat lunak dasar terintegrasi bekerja secara bersama-sama. Relatif primitif berkaitan dengan efisiensi dan keandalan (robustness) dibandingkan dengan sistem/produk akhirnya. Pengembangan arsitektur dimulai dengan cakupan isu-isu terkait interoperabilitas, kehandalan, kemudahan pemeliharaan, kemampuan peningkatan, skalabilitas, dan keamanan. Terdapat usaha penyesuaian dengan elemen (teknologi) terkini; dan Prototipe yang ada dikembangkan untuk menunjukkan aspek yang berbeda pada sistem/produk akhirnya. Isu ā€œcross technologyā€ (jika ada) sepenuhnya telah diidentifikasi. Pengembangan arsitektur sistem perangkat lunak secara formal dimulai. Dokumen kebutuhan pengguna. Algoritma telah dikonversi ke pseudocode

3. TKT Jenis Pertanian/Perikanan/Peternakan

Status Indikator Pencapaian 
Prinsip dasar dari teknologi diteliti dan dilaporkan Formulasi pertanyaan riset atau hipotesis penelitian sudah ada. Studi literatur tentang prinsip dasar terkait penelitian sudah dilakukan; dan Cara/metode/proses/produk yang diteliti dan akan dikembangkan sudah ada dan memiliki peluang keberhasilan. 
Konsep teknologi dan aplikasi telah diformulasikan Sarana dan prasarana yang akan digunakan telah teridentifikasi. Validasi hasil studi literatur telah dilakukan; dan Desain penelitian secara teoritis dan empiris telah teridentifikasi.
Konsep dan karakteristik penting dari suatu teknologi telah dibuktikan secara analitis dan eksperimentalDesain riset sudah disusun (metodologi pilihan, tahapan, dan data yang dibutuhkan untuk penelitian). Secara teoritis, empiris dan eksperimen telah diketahui dan komponen-komponen sistem teknologi tersebut dapat bekerja dengan baik; dan Teknologi telah layak secara ilmiah (studi analitik, model/ simulasi, eksperimen). 
Komponen teknologi telah divalidasi dalam lingkungan laboratorium Tes laboratorium komponen-komponen secara terpisah telah dilakukan. Kinerja dari masing-masing komponen teknologi (cara/metode/proses/produk) yang akan dikembangkan telah menunjukan hasil yang baik. Percobaan fungsi utama teknologi dalam lingkungan yang relevan telah dilaksanakan. Prototipe teknologi skala laboratorium telah dibuat. Penelitian integrasi komponen telah dimulai. Analisis awal menunjukkan bahwa fungsi utama yang dibutuhkan dapat bekerja dengan baik; dan Integrasi komponen teknologi dan rancang bangun skala laboratorium telah diuji (low fidelity).
Komponen teknologi telah divalidasi dalam lingkungan yang relevan Prototipe teknologi siap diuji pada kondisi laboratorium dimodifikasi yang mendekati lingkungan yang sesungguhnya.  Akurasi/ fidelity meningkat. Integrasi komponen teknologi telah diuji dengan akurasi tinggi (high fidelity).

Korelasi Luaran Penelitian dengan TKT 

Membahas mengenai TKT dalam penelitian yang dijalankan oleh dosen Indonesia, maka biasanya akan berkaitan dengan luaran penelitian. Dalam program hibah, misalnya dari Kemdiktisaintek yang diselenggarakan tahun 2024. Dosen pengusul wajib mencantumkan target luaran yang akan dicapai dan dijelaskan masuk TKT tingkat berapa.Ā 

Penjelasan ini dicantumkan di proposal usulan yang akan diajukan dosen pengusul dan tim melalui laman BIMA. Oleh sebab itu, memahami apa itu TKT, apa saja tingkatannya, dan apa saja indikator pencapaian sesuai bidang keilmuan sangat penting. 

Pertama, membantu menentukan luaran dan menjelaskan masuk TKT tingkat berapa dengan tepat. Sehingga memperbesar peluang lolos seleksi dan menjadi penerima hibah penelitian. 

Kedua, dosen dan tim penelitian yang mengajukan usulan lebih mudah menentukan target luaran. Tidak hanya disesuaikan dengan target yang realistis sehingga mudah dicapai. Akan tetapi juga luaran yang indikator pencapaian TKT-nya juga mudah.  

Jenis-Jenis Luaran Penelitian 

Dalam memudahkan penentuan luaran riset berdasarkan TKT. Maka tentu perlu memahami juga apa saja jenis-jenis dari luaran penelitian. Luaran penelitian sendiri adalah hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk karya ilmiah yang dipublikasikan, atau model dan prototipe/purwarupa yang didaftarkan kekayaan intelektual (KI)-nya.

Dalam definisi tersebut, tentunya sudah dijelaskan beberapa jenis luaran penelitian. Berikut penjelasan lebih lanjut: 

1. Publikasi IlmiahĀ 

Jenis luaran penelitian yang pertama adalah publikasi ilmiah. Pada jenis ini, terbagi lagi menjadi 3 jenis luaran penelitian. Yakni publikasi ilmiah di prosiding, jurnal ilmiah, dan menerbitkan buku ilmiah. Berikut penjelasannya: 

1. ProsidingĀ 

Luaran penelitian dalam bentuk publikasi ilmiah yang pertama adalah prosiding. Prosiding sendiri adalah hasil penelitian yang dipresentasikan secara oral dan dimuat dalam prosiding yang dipublikasikan dan memiliki ISBN.

Secara sederhana, prosiding adalah proses menyebarluaskan hasil penelitian dengan mempresentasikannya di kegiatan seminar atau konferensi ilmiah. Prosiding ada yang sifatnya nasional dan internasional. 

2. Jurnal IlmiahĀ 

Luaran penelitian berikutnya dalam bentuk publikasi ilmiah adalah jurnal ilmiah. Jurnal ilmiah sendiri adalah publikasi berkala yang berisi kumpulan artikel ilmiah hasil penelitian yang ditulis oleh akademisi atau peneliti untuk menyebarluaskan hasil penelitian. 

Luaran dalam bentuk jurnal ilmiah bisa disebut paling populer. Sebab di dalam berbagai program hibah, luaran berbentuk publikasi jurnal biasanya ditetapkan sebagai luaran wajib. 

Kemdiktisaintek sendiri membagi jurnal ilmiah ke dalam 5 jenis. Yakni jurnal nasional, jurnal nasional terakreditasi, jurnal internasional, jurnal internasional bereputasi, dan jurnal ilmiah yang ditulis dalam bahasa PBB akan tetapi tidak memenuhi syarat sebagai jurnal internasional. 

3. Buku IlmiahĀ 

Luaran penelitian berbentuk publikasi ilmiah berikutnya adalah menerbitkan buku ilmiah. Sesuai namanya, luaran satu ini mewajibkan dosen menyebarluaskan hasil penelitian dalam bentuk buku ilmiah. Baik itu buku monograf, buku referensi, maupun book chapter (bunga rampai). 

Dulunya, luaran penelitian berbentuk penerbitan buku ilmiah sering ditetapkan sebagai luaran wajib dalam hibah penelitian. Pada masa sekarang, publikasi berbentuk buku menjadi luaran tambahan. 

Baca juga artikel terkait publikasi ilmiah lainnya dari Dunia Dosen :

2. ModelĀ 

Jenis luaran riset yang kedua adalah model. Luaran dalam bentuk model adalah hasil penelitian berupa representasi, rancangan, pola, atau sistem yang menjelaskan bagaimana suatu fenomena bekerja atau bagaimana suatu solusi dapat diterapkan.

Secara sederhana, model bisa dipahami sebagai rancangan suatu produk atau program. Misalnya, seorang dosen arsitektur merancang jembatan yang tahan gempa. Maka rancangan ini disebut sebagai model atau luaran riset berbentuk model. 

3. Prototipe atau PurwarupaĀ 

Jenis luaran riset atau penelitian selanjutnya adalah prototipe atau purwarupa. Prototipe adalah produk awal (versi pertama) dari suatu teknologi, alat, sistem, atau aplikasi yang dibuat untuk menguji, memvalidasi, dan menyempurnakan ide sebelum menjadi produk final.

Jika luaran dalam bentuk model masih belum memiliki fisik. Sebab masih dalam bentuk teori atau rancangan. Lain halnya dengan prototipe, dimana sudah ada fisiknya. Baik fisik nyata maupun fisik dalam format digital seperti aplikasi mobile, website, dan sebagainya. 

Contoh luaran dalam bentuk prototipe sendiri misalnya aplikasi mobile versi beta, temuan mesin penggiling padi dalam versi mini, dan sebagainya. Sehingga masih perlu diuji, divalidasi, dan juga dikembangkan atau disempurnakan lebih lanjut. 

Sebagai catatan tambahan pada luaran jenis prototipe. Biasanya diikuti dengan kewajiban memiliki Hak Kekayaan Intelektual (HKI), yakni dalam bentuk paten dan jenis Hak Kekayaan Industri lainnya. Baik sudah memiliki HKI tersebut maupun sudah didaftarkan (masih dalam proses mendapatkan HKI). 

Dalam menentukan target luaran penelitian, dosen perlu menyesuaikan ketentuan program hibah dan kebijakan pihak terkait. Misalnya, jika penelitian didukung pendanaannya oleh perguruan tinggi yang menaungi. Maka jenis luaran ditetapkan perguruan tinggi tersebut. 

Sementara dalam hibah penelitian, jenis luaran yang harus dicapai dosen ditetapkan pihak penyelenggara hibah. Sehingga tidak semua penelitian dosen harus menghasilkan publikasi ilmiah, bisa jadi luaran wajibnya berupa model atau prototipe. Khususnya untuk penelitian terapan dan pengembangan. 

Penetapan target luaran yang sesuai kebijakan pihak-pihak yang mendukung penelitian dosen sangat penting. Sebab ikut menentukan proposal usulan disetujui atau sebaliknya. Jika ada ketentuan TKT. Maka dosen perlu menentukan luaran riset berdasarkan TKT di tingkat berapa dan pada bidang keilmuan yang relevan.

Artikel ini ditulis oleh Pujiati dan disunting oleh Ahmad Aziz

Referensi: Ā 
  1. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. (2016). Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2016 Tentang Pengukuran dan Penetapan Tingkat Kesiapterapan Teknologi [BUKA]
  2. Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi. (2024). Buku Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat tahun 2024 [BUKA]
  3. Sofyan. (2024). Tingkat Kesiapterapan Teknologi. [BUKA]
  4. Pujiati. (2024). 7 Bentuk Luaran Penelitian dan Kriterianya. [BUKA]
  5. Regita, N. (2025). Ketahui Apa Saja Luaran Penelitian Dosen DRTPM 2024 Sebelum Memulai Penelitian. [BUKA]