Konvensi Kampus XXX Forum Rektor Indonesia (FRI) 2025 Membahas Transformasi Perguruan Tinggi 4.0 

forum-rektor-indonesia
Konvensi Kampus XXX Forum Rektor Indonesia (FRI) 2025 Membahas Transformasi Perguruan Tinggi 4.0 

Berdirinya Forum Rektor Indonesia (FRI) pada dua dekade lalu menjadi momentum penting. Melalui FRI inilah, para pimpinan perguruan tinggi (rektor) memiliki wadah untuk saling berkomunikasi dalam merumuskan arah kebijakan pendidikan tinggi nasional.

FRI setiap tahunnya menggelar konferensi, tahun ini menjadi pelaksanaan Konvensi Kampus XXX dan Temu Tahunan XXVI FRI 2025. Konvensi kali ini diselenggarakan secara offline di Universitas Tanjungpura (Untan), pada Sabtu (22 November 2025). 

Transformasi Perguruan Tinggi Indonesia Menjadi Universitas 4.0

Kegiatan Konvensi Kampus XXX dan Temu Tahunan XXVI Forum Rektor Indonesia (FRI) tahun 2025 sendiri mengusung tema “Transformasi Perguruan Tinggi Menuju Penguatan Daya Saing Berbasis Inovasi, Kolaborasi, dan Internasionalisasi”. 

Penetapan tema ini sejalan dengan kondisi pendidikan tinggi di Indonesia yang harus siap bertransformasi. Sehingga perguruan tinggi di Indonesia mampu menghadapi perubahan dan tantangan global. 

Melalui kegiatan konferensi ini, hadir Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto secara virtual (online). Mendiktisaintek menyampaikan sambutan dalam kegiatan tahunan FRI ini. 

Dalam sambutan tersebut, Brian menjelaskan pentingnya kehadiran FRI di Indonesia. Sebab menjadi wadah yang membantu meraih momentum untuk merumuskan langkah atau strategi transformasi di pendidikan tinggi Indonesia. 

“Forum Rektor merupakan momentum penting untuk merumuskan langkah transformasi yang adaptif terhadap perubahan global,” kata Brian Yulianto. 

Selain itu, Brian juga mengapresiasi kesiapan Untag dalam mendukung terselenggaranya konferensi tahunan ini. Dimana dinilai sudah sangat baik atau berhasil, sehingga konferensi FRI tahun 2025 berjalan dengan lancar. 

“Saya mengapresiasi Universitas Tanjungpura yang telah mempersiapkan kegiatan ini dengan sangat baik,” ungkapnya. 

Tak hanya itu, Brian juga menjelaskan arti penting kehadiran perguruan tinggi di Indonesia dalam mendukung kemajuan negara. Sebab dari perguruan tinggi inilah diselenggarakan rangkaian kegiatan penelitian. Hasil penelitian akan langsung dimanfaatkan di bidang industri. Kemudian mendorong kemajuan iptek di Indonesia. 

Baca Juga:

“Indonesia tidak mungkin menjadi negara maju jika hanya mengandalkan sektor ekstraktif. Pertumbuhan berkelanjutan hanya bisa dicapai lewat industrialisasi berbasis riset, dan riset terbaik lahir di kampus,” terang Brian. 

Brian juga menyampaikan pentingnya meniru langkah kebijakan negara China. Dimana pada masa sekarang, negara satu ini mampu menjadi negara yang diperhitungkan secara global lewat kekuatan riset atau penelitian dari pendidikan tinggi. 

Hal ini terbukti dari banyaknya perguruan tinggi di China yang menduduki peringkat 100 besar dalam pemeringkatan tingkat global. Sejalan dengan kemajuan pendidikan tinggi di China, perekonomian membaik. Dimana ditandai dengan adanya pencapaian GDP per kapita di atas US$12.000. 

Pendidikan tinggi di Indonesia sendiri, masih butuh perjuangan. Sebab sampai saat ini baru ada 1 perguruan tinggi yang masuk 101–200 besar dalam pemeringkatan global. Kemudian ada beberapa yang masuk dalam 201–500 tingkat global. 

Mendukung perkembangan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Brian menuturkan adanya sumber daya yang mendukung mencapai hal tersebut. Jika sumber daya ini dimaksimalkan dengan baik, maka akan mendukung peningkatan mutu dan posisi perguruan tinggi Indonesia di pemeringkatan global. 

“Indonesia memiliki pondasi kuat, hampir 10 juta mahasiswa dan lebih dari 300 ribu dosen unggul yang dipimpin oleh Bapak-Ibu sekalian,” jelas Brian. 

“Tantangannya adalah bagaimana mengorkestrasi kekuatan ini agar menghasilkan daya saing yang nyata,” sambungnya. 

Lewat dukungan sumber daya tersebut, Brian menjelaskan pentingnya perguruan tinggi untuk bertransformasi menjadi Universitas 4.0 (Generasi 4.0). Universitas 4.0 sendiri merupakan perguruan tinggi yang berdampak secara nyata, memimpin inovasi, dan terkoneksi dengan industri, pemerintah daerah, dan masyarakat.

Transformasi ini akan meningkatkan dampak dan kontribusi perguruan tinggi. Baik secara secara sosial, ekonomi, dan di lingkungan sekitarnya. Perguruan tinggi akan menjadi etalase kecil yang menggambarkan kondisi iptek di Indonesia dan perkembangannya di berbagai bidang. Khususnya sosial dan ekonomi. 

Baca Juga: Pengumuman Hasil Penetapan Klasterisasi Perguruan Tinggi 2026 

Artikel ini ditulis oleh Pujiati dan disunting oleh Ahmad Aziz

Referensi: 
  1. Yuliarto, B. (2025). Perguruan Tinggi Sebagai Pusat Pertumbuhan Berbasis Inovasi: Relevansi Pendidikan Tinggi dan Industrialisasi [BUKA]
  2. Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. (2025). Mendiktisaintek: Prioritaskan Riset dan Talenta di Perguruan Tinggi untuk Bangun Ekonomi. Diakses pada 24 November 2025 [BUKA]
  3. Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. (2025). Mendiktisaintek: Era University 4.0, Kampus Harus menjadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi. Diakses pada 24 November 2025 [BUKA]
  4. Supriadi, A. (2025). UNTAN Jadi Tuan Rumah FRI 2025, Prof Garuda Wiko Terpilih sebagai Ketua Forum Rektor Indonesia 2025–2026. Diakses pada 24 November 2025 [BUKA]