Salah satu unsur di dalam RPS yang disusun dosen menjelang semester baru adalah Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK). Selain CPMK, dosen juga akan menentukan atau merumuskan sejumlah sub-CPMK tersebut.
Maka, menjadi penting untuk memahami apa itu CPMK maupun sub-CMPK, serta perbedaan keduanya agar tidak keliru dan RPS yang disusun sudah benar sesuai ketentuan. berikut informasinya.
Daftar Isi
ToggleApa Itu Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)?
Dikutip melalui Pedoman Penyusunan RPS UMC Tahun 2025, Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) adalah rumusan spesifik mengenai kemampuan yang harus dicapai mahasiswa dalam suatu mata kuliah.
Secara sederhana, CPMK bisa dipahami sebagai hasil pembelajaran dari suatu mata kuliah yang diambil atau diikuti oleh mahasiswa. Hasil pembelajaran disini bisa dalam bentuk pemahaman materi tertentu, penerapan materi yang disampaikan dosen, kualitas karya tulis sebagai tugas yang diberikan dosen, dan sebagainya.
Sebagai contoh, dosen A mengajar mahasiswa di program studi Farmasi pada mata kuliah Tanaman Obat dan Fitofarmaka dan menyampaikan materi mengenai budidaya tanaman herbal dan prinsip-prinsip dasarnya.
Dosen A kemudian menetapkan salah satu Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) dari mata kuliah Tanaman Obat dan Fitofarmaka tersebut adalah “mahasiswa mampu menjelaskan prinsip-prinsip dasar budidaya tanaman herbal”.
Sehingga, kemampuan mahasiswa dalam menjelaskan prinsip dasar budidaya tanaman herbal ketika presentasi akan dinilai oleh dosen karena menjadi salah satu CPMK yang juga diusahakan dosen agar semua mahasiswa menguasainya.
Apa Itu Sub-CPMK?
Jika membahas mengenai Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK), kita tentu juga akan membahas juga mengenai sub-CPMK. Sesuai namanya, sub-CPMK bisa dipahami sebagai turunan dari CPMK yang lebih spesifik lagi.
Dikutip melalui Universitas Negeri Yogyakarta, sub-CPMK adalah penjabaran lebih detail dari CPMK yang memecahnya menjadi beberapa aspek atau sub-topik yang lebih spesifik. Sehingga sub-CPMK berisi detail kemampuan dan keterampilan mahasiswa yang lebih detail dan spesifik dibanding CPMK.
Sehingga, dosen dalam menetapkan atau merumuskan sub-CPMK maka akan terdiri dari beberapa sub-CPMK atau berbentuk daftar. Pasalnya, di dalam 1 CPMK bisa diturunkan atau dikembangkan oleh dosen menjadi beberapa sub-CPMK.
Misalnya, sesuai contoh sebelumnya untuk dosen mata kuliah Tanaman Obat dan Fitofarmaka yang menetapkan salah satu CPMK adalah “mahasiswa mampu menjelaskan prinsip-prinsip dasar budidaya tanaman herbal”. Berikut beberapa contoh sub-CPMK dari CPMK tersebut:
- Sub-CPMK 1: Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis tanaman herbal yang memiliki potensi ekonomi tinggi di Indonesia
- Sub-CPMK 2: Mahasiswa mampu memahami teknik penanaman bibit dan pemeliharaan tanaman herbal yang tepat
- Sub-CPMK 3: Mahasiswa mampu menghitung kebutuhan air dan nutrisi yang diperlukan oleh tanaman herbal dalam berbagai fase pertumbuhan.
- Dan seterusnya.
Secara umum, jumlah sub-CPMK yang ditetapkan oleh dosen ketika menyusun RPS tidak dibatasi. Hanya saja, penentuan CPMK dan sub-CPMK wajib memenuhi prinsip yang ditetapkan masing-masing perguruan tinggi.
Sebagai contoh, penerapan prinsip SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, dan juga Timebound di Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC). Sub-CPMK yang ditetapkan dosen wajib spesifik, terukur, dapat dicapai, masuk akal, dan berbatas waktu (harus bisa dicapai dalam kurun waktu yang wajar di satu semester).
Adanya prinsip dalam penetapan CPL, CPMK, sampai sub-CPMK akan membantu menyusun RPS yang realistis sehingga isi RPS bisa diterapkan dosen dan target berupa CPMK sampai sub-CPMK juga bisa ikut tercapai.
Perbedaan CPMK dan Sub-CPMK
Melalui penjelasan di atas, tentunya sudah memiliki gambaran mengenai apa perbedaan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) dan sub-CPMK. Namun, berikut penjelasan detailnya jika dilihat dari beberapa aspek:
1. Tingkat Kedalaman
Secara umum, CPMK dan sub-CPMK sama-sama menunjukan keterampilan dan kemampuan mahasiswa setelah mempelajari suatu mata kuliah. Akan tetapi, perbedaan keduanya terletak pada tingkat kedalaman pemahaman, kemampuan, dan keterampilan yang diharapkan dikuasai mahasiswa.
Pada CPMK, kemampuan dan keterampilan yang dikuasai mahasiswa bersifat lebih umum dan tidak memungkinkan semua kemampuan dan keterampilan dari semua materi disebutkan di dalam CPMK.
Sementara di dalam sub-CPMK, kemampuan yang ditargetkan atau diharapkan dikuasai oleh mahasiswa dibuat lebih spesifik (khusus). Kemampuan ini diharapkan sudah dikuasai mahasiswa di akhir perkuliahan. Sehingga setiap pertemuan, ada kemampuan yang berhasil dikuasai mahasiswa. Maka dibuat lebih spesifik.
2. Fungsi
Perbedaan kedua antara Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) dengan sub-CPMK adalah pada fungsi. Fungsi dari perumusan CPMK adalah menetapkan dan menjelaskan tujuan akhir dari pembelajaran di suatu mata kuliah.
Sedangkan fungsi dari sub-CPMK adalah untuk menetapkan dan menjelaskan tujuan akhir dari kegiatan pembelajaran per pertemuan. Sehingga, sub-CPMK dibuat lebih spesifik sesuai dengan materi yang disampaikan di setiap pertemuan atau di setiap perkuliahan.
Namun, seluruh sub-CPMK di setiap pertemuan tersebut akan saling terhubung untuk mendukung pencapaian CPMK di akhir semester. CPMK menjadi kemampuan umum yang perlu dikuasai mahasiswa setelah mengikuti perkuliahan penuh 1 semester.
3. Waktu Perumusan
Perbedaan berikutnya antara Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) dengan sub-CPMK adalah waktu perumusan. Artinya, ada urutan berbeda dalam merumuskan CPMK dan sub-CPMK. Sehingga menjadi salah satu aspek pembeda.
Pada saat menyusun RPS, dosen terlebih dahulu akan menentukan CPL. Kemudian, dosen merumuskan CPMK dan merumuskan sub-CPMK. Setiap CPMK akan terdiri atau menghasilkan beberapa sub-CPMK.
Ketika dosen menentukan sub-CPMK, dosen wajib sudah merumuskan CPMK terlebih dahulu dan tidak bisa dibalik karena CPMK akan menjadi dasar atau acuan dosen dalam menentukan sub-CPMK. Dengan demikian, isi sub-CPMK relevan dengan CPMK.
4. Waktu Pencapaian
Aspek keempat yang membedakan antara Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) dengan sub-CPMK adalah waktu pencapaian. Meskipun CPMK disusun atau dirumuskan lebih dulu oleh dosen dibanding sub-CPMK.
Akan tetapi, pencapaian CPMK justru yang paling akhir karena sesuai dengan definisi dari CPMK sendiri yang merujuk kemampuan atau keterampilan mahasiswa di akhir perkuliahan dalam suatu mata kuliah.
Sub-CPMK akan dicapai lebih dulu oleh mahasiswa, sebab setiap sub-CPMK akan dicapai di akhir pertemuan atau perkuliahan. Jadi, sub-CPMK akan lebih dulu dicapai oleh mahasiswa. Akumulasi dari tercapainya sub-CPMK dalam 1 semester akan mendukung tercapainya CPMK.
5. Kata Kerja yang Digunakan
Perbedaan yang terakhir antara Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) dengan sub-CPMK adalah dari kata kerja yang digunakan. Jadi, dalam merumuskan keduanya, para dosen akan menggunakan kata kerja tertentu.
Kata kerja ini menunjukkan penguasaan materi, penguasaan suatu keterampilan atau kemampuan mahasiswa. Kata kerja antara CPMK dengan sub-CPMK diketahui berbeda satu sama lain.
CPMK yang bersifat lebih umum, sering menggunakan kata kerja seperti menganalisis, mengevaluasi, merancang, dan sejenisnya. Sementara kata kerja di dalam rumusan sub-CPMK umumnya adalah menjelaskan, mengidentifikasi, menerapkan, mendemonstrasikan, dan lain sebagainya.
Artikel terkait RPS:
- Rencana Pembelajaran Semester (RPS): Ketentuan, Prinsip Utama, dan Tahap Penyusunan
- Mengenal Definisi Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) dan Kriterianya dalam SN-Dikti
Perbedaan CPL dan CPMK
Selain merumuskan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) dan sub-CPMK tersebut. Para dosen maupun tim dosen juga akan merumuskan CPL (Capaian Pembelajaran Lulusan). CPL sendiri adalah kemampuan yang dimiliki oleh setiap lulusan program studi.
Lalu, apa perbedaannya dengan CPMK? Jika dilihat dari beberapa aspek, maka akan dijumpai beberapa perbedaan antara keduanya. Berikut detailnya:
1. Fungsi
Perbedaan yang pertama adalah dari aspek fungsi perumusan, dimana keduanya punya fungsi yang berbeda. Pada CPL, fungsinya adalah untuk menjelaskan tujuan utama penyelenggaraan program studi sehingga menghasilkan lulusan dengan kompetensi apa.
Hal ini kemudian menunjukan pula lulusan nantinya bisa masuk ke industri apa, memangku posisi atau tanggung jawab apa di suatu perusahaan atau industri, dan sebagainya. Sehingga, CPL juga akan menjelaskan profil lulusan suatu program studi.
Sementara itu, fungsi dari CPMK adalah untuk menjelaskan kemampuan atau keterampilan yang akan dikuasai mahasiswa di akhir semester dan pada mata kuliah tertentu. Jadi, fokus pada keterampilan per mata kuliah yang diambil mahasiswa.
2. Fokus Utama
Perbedaan kedua antara CPL dengan CPMK adalah fokus utamanya. CPL bersifat umum dan menyeluruh, yakni menjelaskan seluruh keterampilan atau kompetensi dari lulusan suatu program studi. Mencakup sikap, keterampilan umum, keterampilan khusus, sampai pengalaman kerja (misal magang).
Sementara di dalam CPMK menjelaskan fokus utama yang lebih spesifik, yakni kemampuan, keterampilan, dan kompetensi mahasiswa yang dikuasai setelah mengikuti perkuliahan di mata kuliah tertentu.
Semakin banyak mata kuliah diambil mahasiswa, semakin beragam kompetensinya. Keseluruhan kompetensi dari masing-masing mata kuliah akan membantu mahasiswa mencapai CPL yang ditetapkan dosen atau tim dosen.
3. Waktu Pencapaian
Selanjutnya yang menjadi pembeda antara Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) dengan CPL adalah dari segi waktu pencapaian. Sesuai dengan definisinya, CPMK dicapai mahasiswa lebih dulu.
Sebab CPMK menjadi kompetensi yang dikuasai mahasiswa usai mempelajari satu mata kuliah dalam kurun waktu 1 semester. Sementara CPL menjadi kompetensi yang dikuasai mahasiswa setelah lulus dari suatu program studi.
Pada satu program studi akan terdiri dari beberapa mata kuliah. Setiap pergantian semester, mahasiswa akan menguasai kompetensi baru sesuai mata kuliah yang diambil. Setelah lulus, barulah menentukan sesuai tidaknya dengan CPL yang sudah ditetapkan dosen atau tim dosen.
4. Pihak yang Merumuskan
Perbedaan berikutnya adalah dari pihak yang merumuskan. Secara umum, CPMK dirumuskan oleh dosen yang mengampu mata kuliah sehingga disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan selama 1 semester.
Sementara dalam menentukan CPL, secara umum ditentukan oleh pihak fakultas atau program studi yang biasanya dalam bentuk tim dosen atau dilakukan oleh beberapa orang dosen. Meskipun begitu, pada beberapa perguruan tinggi mungkin memiliki kebijakan berbeda.
Strategi dalam Merumuskan CPMK dan Sub-CPMK
Melalui penjelasan sebelumnya, maka bisa dipahami bahwa dosen perlu merumuskan Capaian Pembelajaran MataKuliah (CPMK). Lalu, sudahkah memahami tata cara merumuskan CPMK tersebut? Berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan:
1. Memahami Dulu CPL yang Ditetapkan
Strategi pertama agar lebih mudah dan tepat dalam merumuskan CPMK adalah memahami dulu CPL yang sudah ditetapkan. CPL biasanya disusun oleh tim dosen yang mengurus program studi. Misalnya pengelola dan pejabat struktural tingkat fakultas.
Oleh sebab itu, CPL perlu dipahami dulu karena CPMK merupakan hasil pengembangan CPL tersebut. CPL bersifat umum sedangkan CPMK dibuat bersifat khusus karena lebih spesifik per mata kuliah. CPMK diharapkan relevan dengan CPL sebagai pencapaian akhir mahasiswa.
2. Menjabarkan CPL untuk Merumuskan CPMK yang Sesuai
CPMK secara umum dipahami sebagai hasil penjabaran dari CPL. CPL secara sederhana adalah kompetensi akhir yang dikuasai mahasiswa setelah lulus kuliah. Selama masa perkuliahan, tentu akan mempelajari banyak mata kuliah.
Masing-masing mata kuliah memiliki materi tertentu dan diharapkan bisa dikuasai oleh mahasiswa dan memberikan kemampuan, keterampilan, atau kompetensi setelah mengikuti perkuliahan mata kuliah tersebut selama 1 semester.
Jadi, CPL perlu dijabarkan di suatu program studi akan mempelajari mata kuliah apa. Mata kuliah yang diampu dosen kemudian ditentukan kompetensi yang mendukung tercapainya CPL tersebut.
Contohnya, CPL untuk mahasiswa di program studi Farmasi adalah menjadi apoteker ahli. Dosen bisa menjabarkan keahlian apa saja yang dibutuhkan apoteker di dunia kerja dan dunia usaha. Kemudian, cari tahu keterampilan mana yang relevan dengan mata kuliah yang diampu. Keterampilan inilah CPMK.
3. Menggunakan Pendekatan Model Outcome-Based Learning (OBL)
Strategi ketiga dalam merumuskan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) adalah menggunakan pendekatan berbasis Outcome-Based Learning (OBL). Pendekatan OBL membantu dosen fokus pada hasil pembelajaran.
Pada saat mengampu suatu mata kuliah, dosen akan mencari tahu hasil pembelajarannya apa yang sesuai. Jika sudah didapatkan, hasil pembelajaran inilah yang akan menjadi CPMK dan dicantumkan di dalam RPS.
Misalnya, dosen yang mengampu mata kuliah Ilmu Komunikasi DIgital berfokus menjadikan mahasiswa ahli berkomunikasi secara bijak di media sosial. Maka, dosen akan fokus menentukan hasil pembelajaran atau perkuliahan.
Misalnya mahasiswa mampu membuat konten edukasi di platform TikTok sehingga CPMK bisa dibuat “Mahasiswa mampu menjelaskan topik literasi digital di media sosial populer, seperti TikTok”.
4. Memilih Kata Kerja yang Tepat
Strategi berikutnya agar perumusan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) menjadi lebih tepat dan mudah adalah memilih kata kerja yang tepat karena isi dari CPMK sampai sub-CPMK akan melibatkan kata kerja.
Jika menerapkan kurikulum Outcome Based Education (OBE) yang berfokus pada hasil kinerja dan penerapan ilmu mahasiswa, kata kerja yang digunakan perlu menjelaskan suatu keterampilan, baik keterampilan umum maupun khusus. Misalnya menggunakan kata mengoperasikan, membuat, menyusun, menguji, dll.
5. Menyesuaikan dengan Prinsip Penyusunan CPMK dan RPS
Meskipun dalam merumuskan CPMK sampai sub-CPMK setiap dosen memiliki kebebasan. Akan tetapi, seluruh susunannya akan diperiksa atau di review oleh program studi atau fakultas.
CPMK dan sub-CPMK tersebut akan dipastikan disusun sesuai ketentuan. Salah satunya sesuai dengan prinsip-prinsip penyusunan RPS, penentuan CPL, sampai penentuan CPMK itu sendiri.
Jadi, pahami prinsip apa yang diberlakukan di perguruan tinggi tempat dosen mengajar. Misalnya, jika memakai prinsip SMART, CPMK dan sub-CPMK didasarkan pada prinsip tersebut.
6. Mempelajari Contoh CPMK yang Sudah Ada
Strategi lain yang bisa dicoba adalah melihat dan mempelajari contoh CPMK dari RPS yang disusun dosen lain sehingga memiliki gambaran lebih jelas CPMK seperti apa, bedanya dengan CPL dan sub-CPMK apa, dan sebagainya.
Itulah beberapa strategi yang bisa diterapkan oleh para dosen agar perumusan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) menjadi lebih mudah dan tepat, serta bisa sesuai dengan ketentuan yang ada.
Artikel tentang “RPS berbasis OBE” yang tidak boleh dilewatkan:



