Mahasiswa kerap memberikan labeling dan penilaian kepada para dosennya. Mulai dari dosen favorit, dosen asyik, dosen paling murah nilai, dan beberapa label lainnya.
Tidak jarang para mahasiswa memberikan label negatif, seperti dosen killer, dosen reseh, dosen aneh, hingga dosen pelit. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari oleh dosen agar tidak dibenci oleh mahasiswa yang dirangkum oleh Dunia Dosen,
1. Lupa Pernah Memberi Tugas
Tugas yang diberikan oleh dosen kerap membuat mahasiswanya kewalahan. Segunung tugas laporan dari beberapa dosen yang berbeda terkadang membuat mahasiswanya harus bergadang hingga larut malam untuk menyelesaikannya.
Tidak hanya menyita waktu istirahat mahasiswa, tugas tersebut juga terkadang sedikit mengurah saku, seperti untuk membayar biaya mem-print, menjilid laporan, hingga menghabiskan kuota internet atau harus membayar berjam-jam berselancar di warnet.
Akan tetapi semuanya berubah menjadi semakin buruk ketika sang dosen lupa pernah memberikan tugas tersebut. Proses pembelajaran yang direncanakan oleh dosen akan dianggap oleh mahasiswanya suatu yang sia-sia dan hanya membuang waktu.
Hal tersebut tidak hanya merusak mood belajar di kelas, tetapi juga membuat mahasiswa menjadi antipati dengan perintah dan nasehat-nasehat sang dosen. Di kemudian hari, mahasiswanya juga menjadi enggan mengerjakan tugas yang diberikan dosen tersebut. Kalau tugas dikerjakan pun bisa saja dikerjakan tidak sepenuh hati.
Beberapa tips yang perlu dosen perhatikan ketika memberi tugas di antaranya pastikan mengumpulkannya sesuai deadline yang telah ditentukan. Jika perlu pasang pengingat di hape pintar Anda untuk mengingatkan waktu pengumpulan tugas tersebut.
Jangan lupa juga untuk memberikan penilaian dan koreksi tugas tersebut serta mengembalikannya sesegera mungkin.
2. Melakukan yang Dia Larang
Membuat bermacam peraturan untuk mendisiplinkan mahasiswanya di kelas ketika kegiatan perkuliahan memang suatu hal yang penting. Beberapa peraturan dibuat untuk menciptakan perkuliahan kondusif dan dapat berjalan lancar, tetapi dosen perlu memperhatikan hal tersebut bukan suatu yang berlebihan.
Beberapa peraturan yang dinilai berlebihan, seperti dilarang izin ke kamar kecil ketika perkuliahan sedang berlangsung, dilarang memegang alat tulis dan mencatat ketika dosen sedang menjelaskan materi, serta dilarang meminjam alat tulis kepada rekan sekelas.
Bila Anda termasuk dosen dengan segudang larangan dan peraturan tersebut, pastikan Anda tidak pernah melanggarnya. Beberapa dosen kerap meremehkan peraturan yang ia buat sendiri di kelas seperti dilarang terlambat, dilarang mengunakan sandal di kelas, dilarang makan dan minum, serta dilarang menyalahkan telepon genggam selama proses pembelajaran. Hal tersebut meskipun terkadang terkesan remeh, tetapi dapat sangat menghilangkan rasa respect mahasiswanya.
Untuk Anda para dosen, sebelum membuat peraturan di kelas sebaiknya pastikan hal tersebut bermanfaat dan tidak memberatkan mahasiswanya. Bila Anda menganggap peraturan tersebut dapat mendisiplinkan mahasiswanya, mulailah mengajarkan hal baik itu dengan contoh.
Melalui contoh, mahasiswanya akan lebih tergugah untuk melakukannya. Sebagai contoh datanglah 15-30 menit lebih awal, jika Anda membuat peraturan dilarang datang terlambat ketika perkuliahan. Dengan demikian, mahasiswanya akan merasa malu jika melanggar pearturan tersebut.
3. “Because, I said so”
Kritik atau bantahan mungkin saja datang karena perbedaan pendapat. Hal tersebut dapat saja terjadi dimana saja, termasuk ketika perkuliahan. Beberapa dosen kerap sedikit egois dan enggan untuk menerima kritikan tersebut. Padahal meskipun jenjang pendidikan yang lebih tinggi, bisa dosen salah dan mahasiswa lebih benar.
Oleh sebab itu, untuk Anda para dosen sebaiknya hindari merasa paling benar. Mengakui kesalahan atau menerima kritikan dari mahasiswa tidak akan membuat Anda terlihat jelek di depan mahasiswa.
Sebaliknya mahasiswa akan lebih merasa dihargai jika pendapatknya didengarkan dengan baik oleh sang dosen. Jika Anda sebagai dosen ingin membantah kritikan mahasiswa, pastikan hal tersebut Anda lakukan dengan memberikan alasan yang masuk akan dan dapat diterima mahasiswa.
Simak pula : 6 Beasiswa Popular yang cocok untuk lanjut S3
4. Selalu Pamer ke Mahasiswa
Sedikit bercerita di sela perkuliahan mungkin dapat mencairkan suasana yang kaku. Akan tetapi, pastikan hal tersebut tidak menghabiskan waktu perkuliahan terlalu lama. Selain itu, jika hal tersebut bersifat pribadi, Anda juga perlu memastikan untuk tidak terlalu pamer akan kemampuan atau materi yang Anda miliki.
Besarnya materi atau kemampuan yang Anda gembar-gemborkan ketika waktu kuliah, tidak akan membuat mahasiswa simpati dan terkagum-kagum. Terlebih jika hal tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan materi perkuliahan.
Tidak hanya menjadi membosankan, para dosen yang suka pamer ini juga membuat materi perkuliahan tidak tersampaikan dengan baik.
5. Miskin Penghargaan
Untuk meningkatkan kualitas mahasiswa, beberapa dosen memilih untuk menjadi sedikit perfectionist dalam melakukan penilaian. Tidak ada pujian, yang ada hanyalah kritikan dan komentar-komentar negatif.
Hal tersebut bisa saja benar, akan tetapi sering kali justru mematahkan semangat dan mematikan karakter mahasiswa. Lebih parah lagi, beberapa mahasiswa kerap menjadi antipati terhadap mata kuliah tertentu dan merasa tidak berbakat di bidang tersebut.
Buat Anda para dosen yang termasuk dalam kelompok ini, ada baiknya mulailah belajar memberikan pujian. Jika Anda merasa perlu memberikan kritikan dan komentar negatif, sebaiknya sertakan pujian dan komentar positif setelahnya.
Jika hal tersebut terasa sulit karena Anda tidak menemukan sisi positif, sebaiknya Anda perlu memasukkan kalimat penyemangat atau tips untuk memperbaiki diri dalam komentar Anda.