Beasiswa program persiapan studi (BC). Memutuskan untuk mengikuti beasiswa program persiapan studi (BC) tentu sangat tepat dilakukan oleh lulusan S2 (Magister). Lulusan Magister banyak diantaranya yang memiliki keinginan untuk melanjutkan studi ke jenjang Doktoral atau S3. Sayangnya untuk bisa lanjut studi ternyata tidak selalu menjadi persoalan yang mudah.
Ada banyak kendala dihadapi oleh lulusan Magister ini yang kemudian beberapa tidak bisa atau gagal melanjutkan studi. Padahal, bagi para dosen melanjutkan studi sampai jenjang Doktoral sangat penting. Terutama bagi para dosen yang memiliki target untuk menjabat sebagai Guru Besar yang diketahui merupakan jabatan akademik tertinggi.
Jika mengalami kesulitan tersebut, apapun bentuk kesulitannya maka bisa mencoba mengikuti program beasiswa persiapan studi atau BC. BC sendiri memiliki kepanjangan Bridging Course yang tentu dari namanya sudah bisa diketahui merupakan beasiswa non gelar. Lalu, seperti apa programnya dan kapan pendaftarannya bisa dilakukan?
Sekilas Tentang Program Bridging Course
Kehadiran beasiswa program persiapan studi (BC) bisa dikatakan sebagai sebuah solusi bagi lulusan S2 untuk bisa lanjut ke jenjang S3. Beasiswa persiapan studi atau Bridging Course adalah program beasiswa non gelar yang berisi kegiatan pelatihan pra doktoral di perguruan tinggi luar negeri.
Program beasiswa ini sendiri dihadirkan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Melalui program beasiswa inilah pemerintah mencoba membantu atau memudahkan langkah dosen untuk bisa melanjutkan studi S3 di luar negeri.
Program beasiswa persiapan studi ini muncul karena melihat banyak dosen yang sudah lulus S2 menghadapi banyak persoalan untuk lanjut S3 di luar negeri. Mulai dari terkendala penyusunan proposal penelitian dan juga penguasaan bahasa asing seperti bahasa Inggris yang masih minim.
Keterbatasan ini kemudian mempersulit langkah para dosen untuk bisa memenuhi syarat diterima menjadi mahasiswa S3 di kampus luar negeri yang dituju. Kendala lain yang dihadapi dosen di Indonesia adalah masih kesulitan untuk mencari dan melakukan komunikasi dengan calon pembimbing yang relevan sesuai bidang ilmu yang diambil.
Ditambah lagi dengan kesulitan para dosen ini untuk mendapatkan LoA (Letter of Acceptance) dari perguruan tinggi di luar negeri. Kendala-kendala ini kemudian membuat Kemendikbud Ristek mencetuskan beasiswa program persiapan studi (BC). Yakni sebagai program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dosen S2.
Keterampilan yang didapatkan dari program tersebut kemudian diharapkan bisa membantu para dosen ini untuk bisa kuliah di luar negeri. Selain tujuan tersebut, beasiswa program persiapan studi ini juga memiliki tujuan lainnya. Mulai dari membantu dosen mendapatkan dosen pembimbing di jenjang S3 kampus luar negeri.
Sampai mendapatkan LoA agar bisa dengan mudah masuk ke kampus atau perguruan tinggi luar negeri. Para dosen yang merupakan lulusan S2 dan belum mendapatkan pembimbing maupun LoA bisa mengikuti program ini. Sedangkan bagi dosen yang sudah punya LoA, memang sebaiknya tidak ikut.
Sebab perlu memberi kesempatan kepada dosen lain untuk bisa mendapatkan LoA tersebut. Sehingga ada lebih banyak dosen di Indonesia yang bisa melanjutkan studi S3 keluar negeri.
Mutu pendidikan di Indonesia bisa ikut berkembang dengan masuknya ilmu pengetahuan yang didapatkan para dosen. Sekaligus membuat kualitas pendidikan di Indonesia bisa bersaing dengan dunia internasional.
Perpanjangan Pendaftaran Beasiswa Program Persiapan Studi (BC)
Memahami betul pengertian, tujuan, dan lain sebagainya dari beasiswa program persiapan studi (BC) tentu perlu dimanfaatkan. Tahun ini, program beasiswa non gelar tersebut sudah dibuka. Pendaftaran melalui laman https://bit.ly/bridgingcourseS1 sudah bisa dilakukan sejak 5 Agustus 2021 lalu, dan berakhir sampai pertengahan bulan.
Jadi, apakah pendaftarannya sudah ditutup? Kabar baik ternyata datang dari program beasiswa satu ini, sebab pendaftaran diperpanjang sampai 31 Agustus 2021. Menariknya lagi, program beasiswa non gelar ini kemudian diberi cakupan peserta yang lebih luas. Sebab tidak lagi hanya bisa diusahakan oleh lulusan S2.
Melainkan juga lulusan S1 maupun mahasiswa S1 yang masih sibuk menyusun atau menyelesaikan skripsi. Sehingga semua kalangan kemudian mendapatkan pelatihan keterampilan untuk bisa lebih kompetitif dalam melanjutkan pendidikan tinggi ke negara lain.
Adapun syarat untuk bisa mengikuti beasiswa program persiapan studi (BC) adalah:
- Dinyatakan lulus S1 atau mahasiswa aktif yang sudah menyelesaikan tugas akhir.
- Usia maksimal 25 tahun.
- Memiliki Indeks Prestasi Kumulatif minimal 3,5.
- Memiliki skor TOEFL minimal 500 atau skor IELTS minimal 6,0.
- Pendaftar juga harus mengantongi rekomendasi dari pimpinan perguruan tinggi atau atasan yang relevan bagi yang sudah bekerja.
- Memiliki komitmen untuk melanjutkan studi magister.
Sedangkan untuk hal-hal tambahan yang perlu diketahui peserta atau calon peserta program BC ini sendiri ada beberapa poin. Berikut detailnya:
- PT Luar Negeri Ditentukan Ditjen Dikti
Pelatihan di dalam program BC ini dilakukan langsung di perguruan tinggi luar negeri. Lalu, banyak yang bertanya apakah PT luar negeri ini bisa dipilih sendiri oleh peserta atau tidak. Jadi, untuk PT tujuan ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti).
Sehingga para peserta yang sudah lolos kualifikasi dan tahap seleksi lainnya kemudian bisa langsung menuju ke PT tersebut. Lewat kebijakan ini para peserta tidak perlu repot mencari PT sendiri untuk mengikuti pelatihan. Sekaligus mendapatkan pelatihan dalam bentuk dan kualitas yang sama, karena dilakukan di satu PT yang sama juga.
- Tidak Langsung Mendapatkan Beasiswa S3
Bagi beberapa orang, beasiswa program persiapan studi (BC) dianggap bisa sekaligus mendapatkan beasiswa S3 secara langsung. Jadi, dilansir dari laman https://beasiswa.kemdikbud.go.id/faq-pub?id=8 dijelaskan secara detail. Setiap peserta hanya berhak mendapatkan program pelatihan.
Tujuannya adalah membantu lulusan S2 mendapatkan dosen pembimbing dan juga mendapatkan LoA dari PT di luar negeri. Sehingga untuk para peserta yang berhasil menyelesaikan pelatihan kemudian bisa kembali ke tanah air. Kemudian mencari program beasiswa khusus untuk S3, baik S3 di dalam maupun luar negeri.
Alumni dari BC ini kemudian perlu mengikuti prosedur yang berlaku untuk mendapatkan beasiswa tersebut. Hanya saja dengan adanya portofolio pernah menjadi peserta BC tentu akan membantu mendapatkan beasiswa S3 dengan lebih mudah. Sebab sudah bisa mendapatkan dosen pembimbing dan bahkan LoA.
- Materi yang Didapatkan Selama Program BC
Selama mengikuti program BC atau persiapan studi, maka para peserta kemudian akan mendapatkan sejumlah materi. Yaitu:
- Kegiatan matchmaking dengan calon supervisor,
- Keterampilan academic writing dan penyusunan proposal riset yang bersifat individual.
- Academic English untuk tujuan riset,
- Kegiatan pre-doctoral development activities, dan
- Menyajikan poster akademik tentang draft proposal riset.
Kesempatan untuk bisa mengikuti beasiswa program persiapan studi (BC) tentu perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Sehingga bisa mendapatkan kesempatan lebih besar untuk bisa kuliah S3 di luar negeri. Langkah ini akan membantu pemerintah bersama Kemendikbud Ristek untuk mencapai tujuan pendidikan nasional sekaligus meningkatkan mutu pendidikan tinggi di Indonesia.
Artikel Terkait:
Beasiswa LPDP Dosen Tahun 2021, Catat Tanggal Pentingnya!
Kunci Meraih Beasiswa Magister dan Doktor
Kiat Sukses Menembus Beasiswa Luar Negeri