Penulisan 2 gelar yang benar. Bagi kalangan akademisi sudah tentu akrab dengan gelar dan bagaimana penulisan 2 gelar yang benar dan sesuai dengan aturan. Gelar sendiri terbagi menjadi tiga, yakni gelar akademik, gelar keagamaan, dan gelar kehormatan. Gelar kehormatan dan gelar keagamaan ditulis di depan nama pemiliknya.
Sedangkan untuk gelar pendidikan, secara umum ditulis setelah nama pemilik. Meskipun untuk gelar doktor, profesor, insinyur, dan gelar akademik tertentu perlu ditulis di bagian depan. Beberapa orang kemudian meraih gelar pendidikan lebih dari satu, baik di jenjang yang sama maupun di jenjang yang berbeda. Lalu, bagaimana penulisannya?
Daftar Isi
ToggleSejarah Penulisan Gelar
Sebelum mengetahui bagaimana tata cara penulisan 2 gelar yang benar dan sesuai dengan kaidah yang ada. Maka bisa membahas dulu mengenai sejarah adanya gelar pendidikan atau gelar akademik. Pemberian gelar pendidikan sudah ada sejak zaman dulu, dan pemakaian gelar sekaligus pemberian ijazah pendidikan sudah menjadi tradisi sejak lama.
Dilansir dari sejumlah sumber, budaya memberikan gelar dan ijazah pertama kali dilakukan oleh sekelompok masyarakat di Benua Eropa yakni pada abad ke-12. Bologna dan juga Paris disebut sebagai negara yang menjadi pelopor budaya pemberian gelar pendidikan ini. Pada masa tersebut, di Bologna terdapat sekelompok guru dan murid yang melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kelompok tersebut diberi istilah gilda.
Sedangkan beberapa lagi yang lainnya menyebut kelompok antara guru dan murid tersebut dengan istilah universitas. Kata universitas sendiri di dalam bahasa masyarakat Bologna memiliki arti suatu keseluruhan. Seiring berjalannya waktu, universitas di Bologna terus berkembang sampai abad ke-13.
Pada masa tersebut Bologna berubah menjadi pusat pembelajaran ilmu hukum yakni ilmu hukum sipil dan juga ilmu hukum gereja. Para guru atau pengajar di universitas kemudian dipanggil dengan sebutan Doktor yang kemudian menjadi gelar pendidikan jenjang S3 di masa sekarang.
Sementara itu, guru di Paris sering disebut dengan istilah magister yang memiliki arti guru. Gelar Doktor dan Magister kemudian diberikan kepada semua murid yang berhasil menyelesaikan pendidikan di universitas tersebut. Tradisi ini kemudian semakin meluas dan masuk juga ke Indonesia.
Di Indonesia penulisan 2 gelar yang benar atau pemberian gelar dipandang sebagai hal penting. Sebab lewat penulisan gelar inilah seseorang diakui penguasaannya terhadap suatu bidang keilmuan. Adapun yang berhak memberikan gelar ini adalah universitas tempat yang bersangkutan mengenyam pendidikan tinggi.
Sehingga gelar pendidikan tidak bisa dibuat atas dasar inisiatif atau keinginan sendiri. Melainkan butuh proses panjang menempuh pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi. Setelah dinyatakan lulus maka gelar ini diberikan, dimana gelar D1, D2, D3, D4, S1, S2, maupun S3 diberikan.
Baca Juga:
- Cara Menulis Gelar Sarjana
- Penulisan Gelar Dokter Spesialis
- Cara Penulisan Gelar Akademik dan Non Akademik
- Cara Penulisan Gelar MBA
Sulitkah Menulis Gelar dengan Benar?
Memahami betul bahwa gelar pendidikan seseorang adalah suatu bentuk penghargaan sekaligus penghormatan atas pencapaian pemiliknya. Maka sudah sepatutnya penulisan gelar harus benar dan disesuaikan dengan kaidah yang ada. Penulisan gelar sendiri termasuk ke dalam materi penulisan singkatan.
Sebab gelar pendidikan umumnya dalam bentuk singkatan, baik dengan huruf kapital yang ditulis tunggal maupun gabungan antara satu huruf kapital dengan satu huruf kecil. Misalnya saja untuk gelar D3 sebagai Ahli Madya maka gelar yang didapatkan adalah A.Md. Sehingga ada gelar yang ditulis dengan huruf A untuk mewakili gelar “Ahli” dan diikuti gelar Md untuk mewakili gelar “Madya”.
Hal serupa juga berlaku untuk jenjang pendidikan tinggi lainnya, misalnya saja untuk jenjang S1. Maka siapa saja yang lulus S1 diberi gelar Sarjana dan ditulis dengan satu huruf kapital tunggal yakni huruf S. Lalu, bidang keilmuan yang diambil kemudian diletakan di belakang huruf S tersebut.
Misalnya saja seseorang yang berhasil menyelesaikan pendidikan S1 jurusan Psikologi. Maka gelar pendidikan yang didapatkan adalah S.Psi, dimana huruf S untuk gelar Sarjana dan huruf Psi menunjukan kata Psikologi. Semua jurusan pendidikan di pendidikan tinggi memiliki singkatan sendiri-sendiri.
Pada dasarnya tidak perlu dihafalkan, hanya saja berhasil menghafalkannya bisa menjadi nilai lebih. Sehingga setiap kali membaca nama orang dilengkapi gelar akademik maka langsung tahu pemilik nama tersebut lulusan jenjang apa dan dari bidang keilmuan apa.
Lalu, apakah penulisan gelar cukup sulit? Bisa dikatakan sulit, karena memang perlu diimbangi antara penulisan singkatan dengan tanda baca seperti tanda titik (.) dan juga tanda koma (,). Kemudian menjadi mudah, jika sudah paham bagaimana urutan penulisan 1 gelar maupun penulisan 2 gelar yang benar.
Panduan dalam Penulisan Gelar
Panduan di dalam penulisan 2 gelar yang benar maupun 1 gelar pendidikan dan gelar lainnya adalah Ejaan yang Disempurnakan atau EYD. Dalam EYD dijelaskan beberapa poin untuk penulisan gelar, yaitu:
- Cara penulisan gelar umumnya bisa di depan atau di belakang nama, contoh: Mayjend. Tito Suparto, S.Pd.
- Setiap singkatan gelar harus diawali dengan kapital dan diakhiri titik, kecuali untuk gelar profesi tertentu seperti dokter (dr.).
- Koma digunakan setelah menulis nama penyandang dan dilanjutkan dengan singkatan gelar, contoh : Lira Resmana, S.H.
- Tanda titik digunakan pada gelar sebagai tanda hubung dengan singkatan gelar, contoh: S(.)S (Sarjana Sastra).
- Untuk memisahkan satu gelar dengan gelar yang lain digunakan tanda koma, contoh: Milla Asma, S.S., M.Pd.
Penulisan 2 Gelar yang Benar
Melalui penjelasan di atas tentu memiliki gambaran yang cukup jelas mengenai tata cara penulisan 1 atau penulisan 2 gelar yang benar. Poin yang harus diperhatikan adalah tanda baca untuk memisahkan antara nama penyandang gelar dan juga untuk memisahkan antara satu gelar dengan gelar lainnya.
Setelah selesai menuliskan nama pemilik gelar maka diakhiri dengan tanda koma (,) kemudian diikuti gelar pendidikan yang paling pertama diraih. Jika memang lulusan S1 maka ditulis S setelah tanda koma tadi. Jika ada gelar S2 sampai S3, maka di akhir gelar S1 diberi tanda titik dulu kemudian diikuti tanda koma baru diakhiri tanda titik lagi.
Tanda titik digunakan untuk mengakhiri semua gelar yang diraih oleh penyandangnya. Sedangkan untuk memisahkan gelar pertama dengan gelar kedua, ketiga, dan seterusnya menggunakan tanda koma. Agar tidak terlalu bingung, berikut beberapa contohnya:
- DRS. Wijaya Kusuma, Bc.IP, SH, MSi. (Salah)
Drs. Wijaya Kusuma, Bc.I.P., S.H., M.Si. (Benar)
- Muhammad Al Fatih, AMd.IP, SH. (Salah)
Muhammad Al Fatih, A.Md.I.P., S.H. (Benar)
- DR. Muhammad Al Fatih (Gelar Doktor S3 yang Salah)
Dr. Muhammad Al Fatih (Gelar Doktor S3 yang Benar)
- DR. Muhammad Al Fatih (Gelar Dokter Medis yang Salah)
dr. Muhammad Al Fatih (Gelar Dokter Medis yang Benar
- DR. Muhammad Ari, A.Md.I.P. S.H. M.Si. (salah)
Dr. Muhammad Ari, A.Md.I.P., S.H., M.Si. (benar).
Dari beberapa contoh di atas tentu bisa dipahami bahwa penulisan gelar ganda atau penulisan 2 gelar yang benar akan menggunakan beberapa tanda baca. Tanda baca inilah yang harus diperhatikan, karena akan memperlihatkan gelar pendidikan apa saja yang berhasil diraih oleh penyandangnya.
Artikel Terkait:
Penulisan Gelar PhD yang Benar