Jenis kata kerja terbilang sangat beragam dan dilihat dari berbagai aspek. Jenis ini kemudian membantu menyempurnakan susunan suatu kalimat yang baik dan benar dalam bahasa Indonesia. Kata kerja sendiri merupakan satu di antara sekian jenis kata di dalam bahasa Indonesia yang harus dipelajari, dikenali, dan kemudian digunakan sesuai dengan waktunya.
Kata kerja menjadi komponen penting dalam struktur kalimat bahasa Indonesia. Nyaris tidak ada kalimat yang tidak menggunakan kata kerja, apapun bentuk dan jenis yang digunakan. Oleh sebab itu, membahas mengenai berbagai jenis dari kata kerja atau verba ini tentu sangat penting. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Daftar Isi
TogglePengertian Kata Kerja
Sebelum mengenal semua jenis kata kerja, maka kenali dulu pengertian dari kata kerja itu sendiri. Kata kerja atau verba merupakan kelas atau kelompok kata yang menyatakan suatu tindakan, keadaan, proses, maupun pengertian dinamis lainnya. Sedangkan di dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata kerja merupakan kata yang menyatakan proses, perbuatan, dan tindakan.
Sehingga secara umum, kata kerja bisa didefinisikan sebagai kelompok kata yang menyatakan suatu proses, perbuatan atau tindakan, keadaan, dan juga kegiatan dinamis lainnya. Perannya di dalam suatu kalimat kemudian menjadi sangat penting karena keberadaannya bisa menjadikan suatu kalimat lebih efektif.
Artinya dengan menambahkan jenis kata kerja tertentu maka kalimat bisa menjadi kalimat efektif. Yakni kalimat yang mudah dipahami dan tidak menggunakan kata yang terlalu banyak alias tidak boros penggunaan kata. Sehingga informasi apapun bisa tersampaikan dengan sangat baik.
Kata kerja di dalam suatu kalimat akan berperan sebagai predikat, sehingga menjadi salah satu bagian pokok. Sebab nyaris tidak ada kalimat tanpa predikat kecuali jika kalimat tersebut bukan kalimat efektif. Oleh sebab itu penting sekali untuk mengetahui apa itu kata kerja, fungsi, ciri-ciri, dan juga jenisnya.
Baca Juga: Masih Bingung dengan Penggunaan Kata di? Simak Penjelasan Berikut
Ciri-Ciri Kata Kerja
Kata kerja sebagaimana dengan jenis kata lain di dalam bahasa Indonesia juga memiliki beberapa ciri khas. Adapun ciri-ciri dari kata kerja antara lain:
1. Memiliki Makna Perbuatan
Ciri khas pertama yang dimiliki kata kerja adalah memiliki makna perbuatan. Hal ini sejalan dengan definisi yang disampaikan di atas. Sebab sesuai dengan namanya “kata kerja” maka jenis kata satu ini menyatakan suatu pekerjaan. Baik pekerjaan yang dilakukan oleh penulis maupun menyampaikan yang dilakukan orang lain.
Sehingga saat menjumpai kata yang memiliki makna atau arti sedang melakukan sesuatu perbuatan. Maka kata tersebut masuk ke dalam kelompok kata kerja. Fungsinya di dalam kalimat yang dibaca tadi adalah sebagai predikat, sehingga menjadikannya sebagai kalimat efektif.
2. Memiliki Makna Proses
Kata kerja memiliki ciri bermakna proses atau memiliki arti terjadi suatu proses. Sekali lagi hal ini sejalan dengan penjelasan tentang pengertian kata kerja di atas. Dimana kata kerja juga bisa digunakan untuk menunjukan suatu proses atau proses terjadinya suatu kejadian (peristiwa).
Sehingga saat menjumpai kata di dalam suatu kalimat yang menunjukan suatu proses. Seperti kata menggiling, menyapu, mengelap, dan sebagainya yang sifatnya aktif. Maka kata tersebut juga termasuk ke dalam kelompok kata kerja yang jenisnya akan dipaparkan di bawah.
3. Disertai Kata Imbuhan
Kata kerja sering disertai dengan kata imbuhan, baik imbuhan ini memiliki bentuk aktif maupun pasif. Sehingga saat menjumpai kata yang memakai imbuhan dan kemudian menyatakan suatu perbuatan maupun proses. Maka kata tersebut adalah kata kerja.
Contohnya seperti kata menyapu dari kata sapu yang diberi imbuhan me- yang menunjukan aktivitas membersihkan lantai atau sesuatu. Sehingga saat menjumpai kata berimbuhan dalam kalimat dan menyatakan suatu pekerjaan, proses, dan sebagainya maka dipastikan kata tersebut adalah kata kerja.
4. Disertai Kata Benda Maupun Kata Sifat
Dalam menyusun suatu kalimat, kata dengan fungsi predikat biasanya akan diikuti oleh jenis kata lain. Khusus untuk predikat dimana merupakan kata kerja biasanya diikuti oleh kata benda dan kata sifat. Kata benda merujuk pada semua penyebutan benda baik itu dengan nama, jenis, maupun yang lainnya.
Sedangkan kata sifat merupakan kata yang digunakan untuk menunjukan karakter atau sifat dari kata benda maupun kata kerja yang ada di belakangnya. Misalnya saja kata lembut yang dalam kalimat “Bulu kucing itu saat dipegang terasa lembut”. Maka kata lembut merupakan kata sifat, sedangkan kata dipegang merupakan kata kerja.
Baca Juga: 145 Kata Baku dan Tidak Baku Beserta Fungsinya
5. Diikuti Kata Keterangan
Selain diikuti oleh kata benda dan kata sifat, kata kerja jenis apapun dalam suatu kalimat juga bisa diikuti oleh kata keterangan. Sehingga saat menjumpai ada keterangan waktu, keterangan tempat, dan lainnya. Maka kata sebelum kata keterangan tersebut adalah kata kerja terutama jika memenuhi ciri-ciri yang lain.
6. Bentuk Dapat Diingkari
Kata kerja juga bisa diingkari atau dengan kata lain digunakan kata untuk menyatakan penyangkalan. Sehingga kata kerja kerap kali diingkar dengan menggunakan kata tidak atau mungkin kata bukan di depannya. Kata ini akan membuat bentuk kata kerja menjadi diingkari. Contohnya:
- Marni sampai sekarang belum bisa membaca.
- Pohon itu tidak pernah bertunas lagi.
- Madu itu sudah tidak bisa dimakan lagi.
7. Bisa Dihubungkan dengan Kata “Dengan”
Ciri berikutnya adalah bisa dihubungkan dengan kata dengan sehingga menyatakan kesertaan. Misalnya pada kalimat berikut:
- Adik menulis dengan rapi.
- Ibu menyetrika dengan penuh kesabaran.
- Ayah memindahkan motor dengan tangan kosong.
Baca Juga: Penggunaan Kata Sedangkan yang Baik dan Benar dalam Sebuah Kalimat
Jenis Kata Kerja Secara Umum
Kata kerja yang sifatnya krusial dalam suatu kalimat kemudian memiliki banyak sekali bentuk. Hal ini kemudian membentuk berbagai jenis kata kerja yang tentunya penting untuk dikenali semuanya. Berikut adalah jenis-jenis kata kerja:
1. Berdasarkan Bentuk
Jenis yang pertama adalah didasarkan atau dilihat dari bentuknya. Berdasarkan bentuk, kata kerja terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Kata Kerja Dasar
Kata kerja dasar sesuai dengan namanya adalah kata kerja yang bentuknya utuh atau memiliki bentuk dasar. Artinya, kata kerja jenis ini di dalam suatu kalimat tidak ditambahkan imbuhan apapun. Hanya memiliki kata dasar dan sifatnya memenuhi semua ciri-ciri kata kerja yang dipaparkan sebelumnya.
Jadi, tidak semua kata kerja di dalam kalimat pasti memiliki imbuhan. Beberapa juga dibuat dengan mempertahankan bentuk dasar dari kata tersebut. Sehingga masuk ke dalam kategori kata kerja dasar, jadi jangan beranggapan bahwa semua kata kerja pasti berimbuhan me-, di, ter-, dan lain-lain.
Adapun contoh kalimat kata kerja sebagai kata dasar sebagai berikut:
- Adi minum air putih secara rutin.
- Kakak makan nasi lahap sekali.
- Ibu tidur di lantai saking lelahnya.
- Ayah pergi naik motor.
- Ita masih belum bangun meskipun sudah siang.
b. Kata Kerja Turunan
Sedangkan jenis kedua yang dilihat dari bentuknya dalam kalimat adalah kata kerja turunan. Artinya kata kerja ini sudah mengalami perubahan bentuk. Mulai dari mendapatkan imbuhan sampai mengalami pemajemukan bentuk dalam suatu kalimat.
Kata kerja turunan kemudian terbagi lagi menjadi 5 (lima) jenis atau lima kelompok, yaitu:
1) Bebas Afiks Wajib
Jenis pertama adalah bebas afiks wajib yang artinya suatu kata kerja wajib memiliki imbuhan agar bisa menjadi kata kerja di dalam suatu kalimat. Tanpa imbuhan, maka suatu kata tidak bisa disebut sebagai kata kerja yang menunjukan proses, tindakan, dan sebagainya.
Jadi, kelompok kata kerja yang memang bentuknya selalu punya imbuhan akan masuk ke dalam jenis ini. Misalnya saja pada kata mendarat, mengering, melebar, meluas, dan lain sebagainya. Kata luas tidak akan bisa disebut kata kerja tanpa imbuhan me-. Begitu juga dengan kata lainnya.
2) Bebas Afiks Manasuka
Jenis kata kerja turunan berikutnya adalah bebas afiks manasuka yang merupakan kata kerja berimbuhan dan bisa juga tidak mendapat imbuhan. Kata yang memakai imbuhan maupun yang tidak memakai imbuhan tetap berperan sebagai kata kerja.
Artinya, saat menjumpai kata kerja yang ketika berdiri sebagai kata dasar maka tetap menjadi kata kerja. Kemudian saat kata kerja dasar ini diberi imbuhan maka fungsinya tetap menjadi kata kerja atau predikat dalam suatu kalimat.
Contoh kata kerja yang masuk ke dalam jenis ini adalah kata membaca, mencari, bekerja, berlari, dan lain sebagainya. Jadi, pada kata membaca maka saat masuk kalimat berperan sebagai predikat.
Pada saat ditulis kata dasarnya yakni baca maka pada kalimat tetap berperan sebagai predikat, sehingga merupakan kata kerja bebas afiks manasuka.
3) Terikat Afiks Wajib
Jenis berikutnya adalah terikat afiks wajib, artinya jenis kata ini adalah kata kerja yang terikat dengan imbuhan sehingga bisa menjadi kata kerja dan menjadikan suatu kalimat efektif. Jika tanpa imbuhan maka kata kerja menjadi hilang fungsinya, tidak bisa disebut kata kerja sekaligus tidak bisa disebut kata baku.
Sehingga untuk jenis satu ini memang pada dasarnya harus ditulis atau dilengkapi dengan imbuhan. Supaya bisa disebut kata kerja dan menjadikan kalimat menjadi kalimat efektif yang kaya informasi dan enak dibaca.
Adapun contoh kata yang termasuk ke dalam jenis terikat afiks wajib ini adalah kata berjuang, mengungsi, bertemu, dan lain sebagainya. Jadi misalnya untuk kata berjuang, saat imbuhan ber- dihapus maka kata juang menjadi kata tidak baku dan tidak bisa juga disebut sebagai kata kerja.
4) Reduplikasi
Jenis selanjutnya adalah kata kerja reduplikasi yang dari namanya saja sudah bisa ditebak kalau jenis ini ada proses pengulangan. Jadi, jenis ini adalah yang bentuknya diulang-ulang yang menunjukkan sesuatu yang terjadi berulang-ulang.
Contoh kata kerja jenis ini adalah kata bergoyang-goyang, berlari-lari, menari-nari, mencari-cari, menerka-nerka, dan lain sebagainya. Jadi, pada saat menjumpai kata kerja yang bentuknya berupa kata ulang. Maka dipastikan akan masuk ke dalam kategori reduplikasi.
Kata kerja reduplikasi memiliki makna terjadi sesuatu yang berulang-ulang. Sehingga saat menyatakan suatu proses, maka proses di dalam kalimat tersebut terjadi berulang-ulang atau beberapa kali.
5) Majemuk
Jenis terakhir dari kata kerja turunan adalah kata kerja majemuk, yaitu kata kerja yang terdiri dari dua kata dimana satu kata dengan kata lainnya adalah dua kata yang pada dasarnya berbeda. Baik itu berbeda fungsi, berbeda bentuk, dan lain sebagainya.
Namun secara unik, dua kata yang memiliki latar belakang dan fungsi berbeda ini bisa menyatu dengan baik dan membentuk makna baru. Makna yang terbentuk kemudian memenuhi berbagai ciri dari kata kerja yang dijelaskan di awal.
Adapun contoh kata kerja jenis majemuk ini adalah kata cuci darah, cari mati, makan hati, caci maki, dan lain sebagainya. Jadi, jika menjumpai ada kata kerja yang terdiri dari dua kata yang membentuk makna yang jelas. Maka termasuk ke dalam kata kerja majemuk.
Baca Juga: 15 Jenis Kata Hubung Lengkap dengan Contohnya yang Baik dan Benar
2. Berdasarkan Subjek
Jenis kata kerja berikutnya adalah dilihat dari subjek di dalam suatu kalimat. Subjek dalam kalimat akan mempengaruhi bentuk dari kata kerja itu sendiri. Dilihat dari aspek subjek, maka kata kerja kemudian dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:
a. Kata Kerja Aktif
Jenis pertama adalah kata kerja aktif yaitu kata kerja yang subjek di dalam kalimat berperan sebagai pelaku. Biasanya dalam kata kerja jenis ini kata kerja memiliki awalan atau imbuhan ber- dan juga imbuhan me-. Misalnya pada kata memukul, mengumpulkan, bertemu, berlari, dan lain sebagainya.
Sedangkan contoh penggunaannya dalam kalimat adalah sebagai berikut:
- Adi memukul bola sampai terlempar jauh.
- Ibu berlari menolong adik yang jatuh di kasur.
b. Kata Kerja Pasif
Jenis selanjutnya adalah kata kerja pasif, yaitu kata kerja yang subjeknya berperan sebagai subjek atau penderita dalam suatu kalimat. Paling mudah mengenali kata kerja jenis ini adalah imbuhan dan awalan yang digunakan. Yakni memakai imbuhan di- dan juga ter-. Berikut contoh dalam kalimat:
- Tanaman itu disiram kakak setiap sore.
- Barang bawaan ibu terlempar dari motor
- Orang itu terdampar di suatu pulau terpencil.
3. Berdasarkan Objek
Jenis yang berikutnya dilihat dari objek di dalam suatu kalimat. Jadi, dilihat dari aspek ini maka kata kerja kemudian terbagi lagi menjadi 2 (dua). Yaitu:
a. Kata Kerja Transitif
Kata kerja transitif merupakan kata kerja yang perlu atau wajib memiliki objek ketika dimasukan ke dalam sebuah kalimat. Sehingga kata kerja ditulis dengan bentuk tertentu yang kemudian diikuti oleh objek dari suatu pekerjaan atau proses yang diinformasikan di dalam kalimat. Berikut contohnya:
- Indah mencuci piring. (Kata kerja yang digunakan adalah kata mencuci yang dalam kalimat ini menunjukan Indah membersihkan piring. Tanpa objek maka kegiatan mencuci yang dilakukan Indah bisa mencuci panci, sendok, dan lain-lain. ).
- Atika membuat karya tulis. (Kata kerja membuat dalam suatu kalimat punya makna luas tanpa adanya objek. Sehingga pada kalimat ini diperjelas dengan menambahkan kata karya tulis sebagai objeknya).
b. Kata Kerja Intransitif
Jenis berikutnya adalah kata kerja intransitif yang merupakan kebalikan dari kata kerja transitif. Sebab jenis kata kerja satu ini tidak membutuhkan objek saat dimasukan ke dalam sebuah kalimat. Alasannya adalah karena kata kerja yang digunakan sudah menunjukan makna yang jelas.
Meskipun kata kerja jenis ini tidak membutuhkan tambahan objek, tetap saja diikuti oleh kata keterangan. Tujuannya adalah untuk memperjelas suatu aktivitas yang dipaparkan di dalam kalimat tersebut. Sehingga tidak ambigu dan kalimatnya menjadi kalimat efektif.
Contohnya adalah sebagai berikut:
- Ina menangis saat terkena pisau.
- Adik tidur pulas di kamar.
- Anita makan di kantin sekolah.
Dari penjelasan di atas tentunya bisa mengenal berbagai bentuk kata kerja. Sekaligus susunannya dalam suatu kalimat, sehingga bisa membantu menghindari penggunaan kata kerja yang tidak tepat.
Penulis: duniadosen.com/Pujiati