Inovasi Modul Digital memang sudah mulai diperkenalkan sejak beberapa tahun yang lalu. Tahun 2021, program tersebut kembali digelar oleh Kementerian Riset Teknologi Pendidikan Pelatihan (Kemenristekdikti). Pengembangan modul digital kemudian sejalan dengan program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka.
Diharapkan dengan adanya program dana hibah mengenai inovasi dari modul pembelajaran secara digital ini dapat mendukung program tersebut. Modul digital ini akan menjadi media pembelajaran jarak jauh yang efektif dan dibutuhkan oleh mahasiswa. Semakin banyak modul digital yang dibuat maka akan semakin baik.
Daftar Isi
ToggleSekilas Tentang Dana Hibah Inovasi Modul Digital
Sesuai dengan namanya, program Inovasi Modul Digital bertujuan untuk mendorong setiap dosen di berbagai perguruan tinggi di Indonesia menciptakan modul digital. Modul ini nantinya akan digunakan oleh setiap dosen dan mahasiswa untuk memahami atau mempelajari materi perkuliahan.
Modul dibuat dalam bentuk animasi, yang di tahun 2019 dituntut untuk memiliki animasi berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris. Modul ini akan membahas suatu materi perkuliahan dari suatu bidang keilmuan. Dibuat dalam beberapa modul yang saling berhubungan, sebagaimana pembahasan materi perkuliahan dalam beberapa pertemuan di kelas.
Berhubung modul ini hadir dalam versi digital maka aksesnya menjadi lebih mudah. Yakni bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, karena sifatnya digital dan berhubungan dengan penggunaan internet.
Modul digital diharapkan bisa menjadi sarana belajar jarak jauh, yang tentu sesuai dengan program Kampus Merdeka dari Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia).
Program Inovasi Modul Digital sendiri bisa diikuti sejumlah dosen yang sudah memenuhi syarat. Setiap dosen yang sudah memenuhi syarat nantinya akan mengajukan proposal, jika proposal pengajuan dinyatakan lulus maka akan menandatangani kontrak. Kontrak akan ditandatangani oleh instansi atau perguruan tinggi.
Baca Juga: Kuota Belajar Kemendikbud: Ini Daftar Aplikasi yang Bisa Diakses
Peserta, yakni dosen yang proposalnya dinyatakan lolos berhak untuk mendapatkan dana hibah Inovasi Modul Digital. Program ini di tahun 2021 memiliki jadwal kegiatan sebagai berikut:
No. | Kegiatan | Jadwal |
Pengumuman Bantuan Dana yakni di laman http://spada.kemdikbud.go.id | Minggu ke-4 bulan Februari 2021 | |
Sosialisasi Bantuan Dana | Minggu ke-1 bulan Maret 2021 | |
Batas Akhir Pengumpulan Proposal | 5 April 2021 | |
Seleksi Proposal | Minggu ke-2 bulan April 2021 | |
Pengumuman Hasil Seleksi | Minggu ke-3 bulan April 2021 | |
Penandatangan Kontrak | Minggu ke-4 bulan April 2021 | |
Bimtek Perguruan Tinggi Pemenang Bantuan Dana | Minggu ke-1 bulan Mei 2021 | |
Pengembangan | Mulai minggu ke-1 Mei 2021 | |
Monitoring dan Evaluasi | Mulai minggu ke-4 Oktober 2021 | |
Laporan Kemajuan | 15 November 2021 | |
Laporan Akhir | 24 Desember 2021 |
Persyaratan untuk Menerima Bantuan Dana
Melalui jadwal kegiatan tersebut tentu bisa diketahui bahwa pengajuan proposal masih bisa dilakukan, hingga 5 April 2021 mendatang. Adapun syarat bagi penerima bantuan dana Inovasi Modul Digital adalah sebagai berikut:
- Dosen yang mengusulkan proposal dana hibah program ini berasal dari perguruan tinggi yang memiliki AIPT dengan akreditasi minimal B dan berasal dari program studi dengan akreditasi A.
- Dosen yang mengusulkan proposal memiliki rekam jejak terhadap pengembangan modul yang diimplementasikan dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh atau daring.
- Konten atau modul digital yang dihasilkan oleh dosen yang mengusulkan proposal sudah memiliki lisensi Creative Common atau CC dan kemudian bisa diakses secara terbuka melalui aplikasi dan lama SPADA dari Kemendikbud.
Baca Juga: Memahami Pengertian Akreditasi Perguruan Tinggi dan Fungsinya
Program dana hibah untuk pembuatan modul berbasis digital ini sendiri didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 7 Tahun 2020 tentang pendirian, perubahan, pembubaran perguruan tinggi negeri dan pendirian, perubahan, dan pencabutan izin perguruan tinggi swasta.
Di dalam permendikbud tersebut juga tercantum mengenai pelaksanaan kegiatan pembelajaran jarak jauh. Sehingga untuk mendukung pelaksanaannya tidak hanya dibutuhkan aplikasi telekonferensi untuk membuka kelas secara online. Namun juga diperlukan modul pembelajaran, yang akan digunakan mahasiswa dalam kegiatan belajar.
Pembelajaran jarak jauh kemudian membutuhkan adanya modul pembelajaran digital. Sehingga program Inovasi Modul Digital kemudian digelar untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Secara umum program yang digagas oleh Kemenristekdikti ini sendiri memiliki tujuan sebagai berikut:
- Program ini menyediakan dana hibah atau dana bantuan yang akan diberikan kepada para dosen yang proposalnya sudah disetujui atau dinyatakan lolos. Dana bantuan ini diharapkan mampu mendorong dan memfasilitasi ara dosen untuk bisa terus berinovasi dan mengembangkan modul digital.
Sebab ada kemungkinan besar modul digital akan menjadi jenis modul yang lebih banyak dibutuhkan di masa-masa mendatang, termasuk juga di masa sekarang. Sehingga dengan adanya dana hibah ini maka akan ada lebih banyak dosen melakukan inovasi, dan jumlah modul digital akan terus bertambah.
- Tujuan kedua dari program ini adalah untuk mendorong program studi atau dosen untuk terus mengembangkan modul digital yang inovatif sekaligus terbuka. Sehingga modul digital yang sudah diekmbangkan tidak hanya bisa digunakan secara internal di lingkungan program studi dimana dosen tersebut berada.
Namun juga bisa digunakan oleh dosen dan mahasiswa dari program studi lain, termasuk juga dari perguruan tinggi lain. Sehingga modul digital yang dikembangkan adalah yang sifatnya terbuka. Nantinya setiap dosen bisa mengakses modul-modul pembelajaran digital tersebut melalui laman resmi Kemendikbud di SPADA.
Baca Juga: 7 Persiapan Sertifikasi Dosen, Anti Gagal!
Kriteria Inovasi di dalam Modul Digital
Peserta yang kemudian mengikuti program dana hibah untuk Inovasi Modul Digital juga perlu membuat modul yang memenuhi kriteria tertentu. Sehingga modul yang dibuat memang benar-benar inovatif sekaligus dibutuhkan dan bermanfaat bagi seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Diantaranya adalah:
Memiliki Aspek Keunggulan Inovasi
Kriteria pertama dari modul digital yang dibuat oleh dosen adalah memiliki aspek keunggulan inovasi atau tergolong sebagai modul yang inovatif. Sehingga menampilkan suatu metode pembelajaran baru dan segar. Sekaligus melibatkan unsur teknologi, namun bisa juga dibuat sebaliknya.
Intinya adalah di dalam modul digital tersebut terdapat unsur inovatif, yang dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam menyerap materi. Modul juga tidak hanya ditujukan untuk mahasiswa saja namun juga ditujukan untuk mahasiswa berkebutuhan khusus, sehingga bisa dimanfaatkan lebih banyak mahasiswa.
Dapat Diakses Secara Daring
Modul pembelajaran digital tidak hanya bisa diartikan sebagai sebuah buku elektronik atau ebook, melainkan juga dalam bentuk video yakni animasi sebagaimana yang dijelaskan sekilas sebelumya. Selain hadir dalam format digital, modul juga diharapkan bisa dan mudah untuk diakses secara daring.
Modul inovatif yang kemudian didanai oleh Kemenristekdikti nantinya juga akan ditayangkan atau diunggah di situs resmi Kemendikbud, melalui SPADA. Hal ini memungkinkan modul digital untuk diakses dengan mudah oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja.
Sehingga modul yang disusun diharapkan mampu memenuhi kriteria ini agar tujuan pemanfaatannya bisa tercapai.
Baca Juga: Aplikasi Selancar PAK untuk Solusi Tracking Kenaikan Pangkat dan Jabatan Akademik Dosen
Berisi Satu Topik Materi
Program Inovasi Modul Digital juga diharapkan mampu mengarahkan para dosen untuk menciptakan modul pembelajaran yang berisi satu topik materi. Sehingga dosen yang mengajar satu semester kemudian menghitung dan membagi materi apa saja yang akan disampaikan dalam kurun waktu tersebut.
Satu pertemuan tentu akan membahas satu materi pembelajaran, dan jika sudah maka berlanjut ke materi selanjutnya di pertemuan berikutnya. Sehingga modul digital yang dibuat nantinya diharapkan hanya berisi satu materi. Praktis satu modul hanya digunakan untuk satu pertemuan.
Materi ini disampaikan dengan teknik tertentu yang disajikan secara digital dalam bentuk video animasi. Sehingga memudahkan mahasiswa untuk mendapatkan sumber pembelajaran yang canggih, inovatif, melibatkan teknologi, dan juga menarik untuk meningkatkan fokus dan konsentrasi.
Memanfaatkan Berbagai Sumber Belajar Digital
Kriteria berikutnya dalam penyusunan Inovasi Modul Digital adalah memanfaatkan berbagai sumber belajar digital. Sehingga dosen yang menyusun modul digital tersebut perlu dan bebas dalam menggunakan sumber belajar digital apapun.
Dimana jenisnya sendiri sangat banyak dan bisa disesuaikan dengan karakter materi yang akan disampaikan. Penggunaan sumber belajar digital tergolong penting, yakni membantu menghasilkan modul yang secara visual menarik. Sekaligus mampu menerapkan materi perkuliahan dengan teknik yang sederhana.
Dosen kemudian bebas menggunakan satu sumber belajar digital atau menggunakan beberapa sekaligus. Sehingga bisa memaksimalkan modul digital yang dibuat, agar mudah dipahami dan juga menarik. Dua kunci agar suatu media pembelajaran mampu menggaet minat mahasiswa untuk fokus dan konsentrasi.
Merupakan Bahan Ajar Mandiri
Kriteria selanjutnya dari program Inovasi Modul Digital adalah berisi materi pembelajaran yang merupakan bahan ajar mandiri. Maksudnya adalah modul tersebut merupakan bahan ajar mandiri yang disusun oleh dosen yang bersangkutan.
Kemudian modul digital ini bisa dimanfaatkan masyarakat secara luas, sebab akses modul tidak hanya untuk dosen dan mahasiswa. Melainkan bisa siapa saja karena SPADA sendiri dirancang untuk bisa diakses oleh masyarakat luas. Sehingga bahan ajar mandiri akan menjadikan modul tersebut mudah dipahami dan punya ciri khas.
Mengenal Sumber-Sumber Belajar Digital
Berhubung salah satu kriteria dalam pembuatan modul digital inovatif yang disampaikan di atas dianjurkan memakai sumber belajar digital. Maka dosen yang mengajukan proposal untuk mendapatkan dana hibah Inovasi Modul Digital perlu mengenal lebih banyak sumber belajar digital.
Sumber belajar digital sendiri dikenal juga dengan istilah e-learning dan didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang kemudian diterapkan di bidang pendidikan dan bentuknya secara umum adalah sebuah situs atau website dan juga dalam bentuk aplikasi.
Sumber belajar digital kemudian terus berkembang dan kategorinya terus bertambah. Dari yang awalnya berupa media pembelajaran dalam bentuk teks tertulis yang dituangkan dalam format digital, seperti PDF. Saat ini kategori sumber belajar digital semakin kompleks, meliputi:
- Media video.
- Media tiga dimensi.
- Media grafis.
- Media presentasi.
Kategori sumber belajar digital ini diperkirakan akan terus berkembang, dan memberi lebih banyak pilihan bagi dosen dan guru. Dalam memanfaatkan teknologi e-learning secara lebih kreatif dan inovatif. Adapun beberapa bentuk sumber belajar digital yang saat ini banyak digunakan adalah:
Infografis
Jenis sumber belajar digital yang pertama adalah infografis, yakni berbentuk seperti poster memanjang. Infografis kemudian menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan berbagai bentuk, animasi, stiker, dan sebagainya. Kemudian penggunaan teks dalam jumlah minimal, sehingga tampak seperti poster.
Tampilan yang sederhana dan atraktif dengan berbagai elemen di dalam infografis. Membuat media belajar digital ini mampu menarik perhatian mahasiswa, yang kemudian membuatnya banyak digunakan. Pembuatannya pun mudah, bahkan beberapa aplikasi menyediakan template siap pakai.
Sehingga dosen yang berencana menggunakan sumber belajar digital dalam bentuk infografis ini. Nantinya tinggal memilih template yang dirasa sesuai kemudian melakukan editing pada teks. Selain itu bisa menambahkan gambar dan elemen pendukung jika memang diperlukan.
Podcast
Dalam Inovasi Modul Digital dosen juga berkesempatan menggunakan jenis media sumber belajar digital berbentuk podcast. Yakni penyampaian materi dengan merekam suara dari dosen yang bersangkutan. Bentuknya hanya berupa grafik naik turun mengikuti volume dan ritme suara rekaman.
Podcast tampil dengan desain sederhana, dan memang masih dalam bentuk pemberian materi secara lisan oleh dosen atau pembuatnya. Namun podcast menjadi salah satu sumber belajar digital yang ringan. Sehingga tetap mudah diakses sekalipun berhadapan dengan jaringan internet yang mencekik.
Slide Powerpoint
Sumber belajar digital selanjutnya adalah dalam bentuk slide powerpoint, nyaris mirip dengan slide presentasi. Dirancang juga dengan Microsoft PowerPoint maupun dengan aplikasi lain. Dosen bisa menggunakan sumber media belajar ini untuk mendukung presentasi secara digital.
Video Animasi
Dalam program Inovasi Modul Digital memang dijelaskan bahwa salah satu kriteria atau syarat modul adalah dalam bentuk video animasi. Video animasi sendiri juga termasuk ke dalam jenis sumber belajar digital. Jenis ini banyak diminati karena dianggap lebih menarik, kreatif, dan inovatif.
Meskipun proses pembuatannya memerlukan effort lebih namun tidak akan rugi, sebab bisa dengan mudah mengunci fokus mahasiswa yang menyimak penjelasan materinya. Materi yang disampaikan dengan animasi bergerak tentu lebih menarik sehingga banyak mahasiswa menikmati proses pembelajaran.
Keunggulan ini kemungkinan yang membuat video animasi menjadi salah satu kriteria modul digital dari Kemenristekdikti. Meskipun pembuatannya lumayan, namun dosen kini bisa mengandalkan sejumlah aplikasi khusus. Sehingga mempermudah proses pembuatan modul dengan animasi bergerak.
Baca Juga: 8 Tujuan Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Dosen, Ternyata Wajib Dipajami
Media Video
Sumber belajar digital berikutnya adalah dalam bentuk media video, atau video. Lalu, apa bedanya dengan video animasi? Jadi, video animasi sesuai dengan namanya memang menggunakan animasi seperti kartun. Sedangkan video tidak memakai animasi sama sekali.
Media video bisa menggunakan slide powerpoint yang kemudian ditambahkan musik untuk bisa diubah formatnya menjadi video. Media video tetap memerlukan dosen dalam menyampaikan materi, sehingga suara dapat terekam. Sebenarnya bisa tanpa suara, namun akan menyulitkan mahasiswa untuk memahami materi di video.
Sebab akan lebih mudah sembari dijelaskan, meskipun penjelasannya sederhana dan lebih mengandalkan teks dan informasi dalam video. Media video bisa dijadikan pilihan para dosen yang merasa kesulitan untuk membuat video animasi. Selain itu, jenis media ini tetap bisa mendapatkan perhatian mahasiswa dengan mudah.
Mengikuti program Inovasi Modul Digital tentu penting untuk dilakukan oleh setiap dosen yang sudah memenuhi syarat. Sebab bisa mendapatkan dana hibah yang bisa digunakan untuk meningkatkan pengembangan modul digital sekaligus mengurus hal penting lainnya.
Supaya proposal pengajuan diterima, maka perlu memenuhi kriteria yang ada dan kunci utamanya adalah ada unsur inovasi dalam modul digital yang disusun. Usahakan pula menyusun proposal sesuai format, sehingga meminimalkan resiko proposal ditolak hanya karena belum memenuhi standar administrasi.
Tidak kalah penting, adalah dosen mengikuti pelatihan atau seminar untuk mempersiapkan diri mengikuti program Inovasi Modul Digital. Sehingga sejak jauh-jauh hari sudah tahu bagaimana kriteria modul dan proposal yang akan diterima. Sekaligus bisa memaksimalkan modul digital yang disusun, agar mampu meningkatkan pemahaman mahasiswa.