Menjadi dosen muda di usia yang masih sangat muda menjadi prestasi tersendiri. Kamu mulai menginjakan diri ke dalam dunia perdosenan. Banyak hal dan pengalaman baru yang kamu temui. Baik itu hal yang menyenangkan maupun hal yang yah~ begitulah.
1. Penampilanmu yang masih terlihat muda membuatmu sering kali dianggap sebagai mahasiswa
Kamu tidak harus berusia lanjut untuk menjadi dosen. Pada usiamu yang masih muda, kamu sudah menorehkan prestasi menjadi dosen. Mengajarkan para mahasiswa disiplin ilmu yang kamu kuasai.
Tidak ada yang salah menjadi dosen di usia muda. Hanya saja, dengan penampilanmu yang masih terlihat unyu-unyu itu sering membuat orang salah paham terhadapmu.
Tidak jarang orang lain mengira kamu adalah seorang mahasiswa. Terutama mereka yang kamu temui di lingkungan kampus. “Mas, semester berapa?” adalah pertanyaan yang sering kamu dengar di lingkungan kampusmu.
Ada kalanya kamu merasa senang dengan pertanyaan ini. Setidaknya kamu terlihat awet muda. Hanya saja kalau terus terusan mendapat pertanyaan seperti ini. Hmm~ lama-lama capek juga menjelaskannya.
Paling parah ketika kamu sedang menunggu kelas baru selanjutnya yang harus kamu isi. Kamu menunggu di dalam kelas sembari duduk di bangku mahasiswa. Lalu tiba-tiba saja datang mahasiswamu dan duduk di sebelahmu. Tanpa merasa bersalah dia berkata “Eh, katanya dosen mata kuliah ini nyebelin lho. ” Maak~ ini mahasiswa minta ditimpukin kali yak?
2. Karena jadi yang paling junior dan dianggap bertenaga ekstra, kamu sering kali mendapatkan pekerjaan ekstra
Usiamu yang masih muda rupanya menorehkan rekor tersendiri di kantormu. Kamu adalah dosen termuda di kantormu. Staff paling muda dan paling junior yang ada di kantormu.
Memang menjadiu sebuah prestasi tersendiri hanya saja menjadi yang paling muda tidak sepenuhnya menyenangkan. Banyak hal yang harus kamu hadapi dengan sabar dan lapang dada nantinya. Teerutama jika menyangkut dengan tugas dan pekerjaan.
Well ya, menjadi yang paling muda sekaligus paling junior mengharuskan kamu menghormati senior-seniormu yang lain. Bentuk penghormatan ini tidak hanya melalui etiket bersosial saja, tapi juga dalam pekerjaan.
Tidak jarang kamu harus mengerjakan tugas ekstra karena banyak yang mengganggap bahwa kamu adalah seorang dosen berjiwa muda yang lincah, bertenaga ekstra dan belum banyak kepentingan. Padahal kan ya tidak selamanya dosen muda itu full power.
3. Meski terlihat muda, kharismamu membuat beberapa mahasiswa terpesona
Bukan salah bunda mengandung kok jika penampilanmu itu penuh kharisma dan memikat banyak lawan jenis. Termasuk juga mahasiswa-mahasiswa yang kamu ajar.
Memiliki wajah yang menawan, penampilan yang rapi dan bersahaja serta pembawaanmu yang memukau kerap membuat mahasiswamu bertanya-tanya, kamu ini masih single atau sudah double. Tidak jarang kamu mendengar kerumunan mahasiswa berbisik-bisik mengagumimu.
Malah ada beberapa mahasiswa yang nekat menggodamu. Mulai dari memberi bingkisan-bingkisan kecil hingga yang terang-terangan mengatakan menyukaimu. Bagi kamu yang masih belum punya pasangan sih tidak masalah. Akan tetapi kamu yang sudah mempunyai pasangan, mungkin ini ujian. Haha.
4. Dari sekian banyak mahasiswa yang kamu ajar, kadang ada juga mahasiswa yang menarik perhatianmu
Tidak hanya kamu yang menarik bagi mahasiswamu. Terkadang dari sekian banyak mahasiswamu ada pula yang menarik hatimu. Senyumnya yang manis, gayanya yang sederhana membuatmu merasa dia begitu mempesona.
Kamu mulai mengamatinya. Diam-diam kamu mencarinya jika dia tidak nampak di kelasmu. Kamu bersemangat tiap kali dia ada di kelasmu. Namun semangatmu jadi hilang jika dia tidak ada di kelasmu.
Kamu pun mulai mencari tahu tentang siapakah mahasiswamu itu. Angkatan tahun berapa dan tentu saja apakah dia sudah punya pacar. Akan tetapi kadang kenyataan memang tak seindah harapan. Siapa sangka mahasiswa idamanmu sudah ada yang punya.
5. Meski usiamu masih muda, kamu harus membiasakan diri dengan panggilan Pak/Bu
Panggilan Bapak/Ibu ternyata tidak harus ditujukan pada mereka yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak. Kamu yang menjadi pengajar pun diharuskan untuk dipanggil dengan sebutan Bapak/Ibu.
Awalnya memang terasa risih. Kamu yang masih muda belia tentu saja belum terbiasa dengan sebutan Bapak/Ibu yang terkesan canggung dan kaku. Belum lagi panggilan itu membuatmu merasa jadi lebih tua 5 tahun saja.
Akan tetapi lama-lama kamu pun terbiasa dengan panggilan Bapak/Ibu. Untuk menyenangkan hatimu sendiri kamu pun mensugesti diri sendiri bahwasannya kamu juga calon bapak atau calon ibu. Hitung-hitung bisa untuk latihan menghadapi hari tuamu kelak.
6. Statusmu sebagai dosen tidak lantas membuatmu dihormati semua orang. Kadang mahasiswamu malah menyepelekanmu karena usiamu yang masih muda.
Ternyata menjadi dosen pun tidak menjadi jaminan 100% orang akan menghormatimu. Termasuk juga mahasiswamu. Terkadang usiamu yang masih muda dianggap kurang mumpuni dan cenderung disepelekan oleh beberapa mahasiswamu. Mereka pun mengambil kesempatan denga tidak mengerjakan tugas yang kamu berikan atau bahkan membolos di saat kamu mengajar.
Hei, mereka bisa saja sekehendak hati mengikuti kuliahmu. Akan tetapi kamu sebagai dosen punya wewenang penuh memberi mereka nilai yang sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.
7. Usiamu yang masih muda membuat mahasiswamu tak segan untuk menghubungimu, bahkan chit chat tidak perlu.
Usiamu yang muda membuat para mahasiswamu tidak canggung untuk berkomunikasi denganmu. Baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Melalui telepon ataupun berbagai aplikasi smartphone.
Komunikasi yang dilakukan mahasiswamu pun beragam. Ada yang membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan perkuliahan dan kampus, ada pula yang jauh dari topik tersebut. Pembicaraan pribadi yang pada akhirnya berujung pada sebuah curhat tak jarang harus kamu temui.
Jika hanya satu atau dua mahasiswa saja mungkin tidak terlalu mengganggu. Akan tetapi jika mahasiswamu lebih dari 10 orang saja yang curhat padamu. Mak, tak kuat awak menghadapi semua ini!
8. Dosen muda juga manusia biasa, kamu punya kehidupan tersendiri di luar kegiatan mengajarmu.
Meskipun kamu berstatus sebagai dosen, tetap saja kamu seorang manusia biasa. Dan di usiamu yang masih muda, jiwa mudamu itu sedang bergejolak.
Stress menghadapi pekerjaan dan berbagai permasalahan hidup juga pernah kamu rasakan. Untuk menghadapi hal ini, kamu perlu juga melepas segala penatmu dengan berbagai hiburan dan liburan.
Jadi bukan suatu hal yang mengherankan jika seorang dosen muda sepertimu melakukan perjalan traveling atau sekedar jalan-jalan di sekitar kotamu. Santai saja jika bertemu dengan mahasiswamu. Tidak perlu jaim, kamu dosen muda juga manusia kok.
Kamu si dosen yang masih muda, nikmati pekerjaanmu dan juga usia mudamu. Tetap semangat mendidik generasi muda bangsa dan jangan lupa untuk menikmati setiap detik masa mudamu. Jangan sampai kesibukan membuatmu kehilangan momen-momen berhargamu.
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…