Bogor – Berbagai upaya dilakukan untuk menangani kejadian diabetes mellitus, salah satunya dengan menghambat kerja alfa-glukosidase yang merupakan enzim kunci dalam pencernaan karbohidrat dan proses inhibisi alfa-glukosidase dianggap efektif untuk menunda pemecahan karbohidrat dalam usus halus serta mampu menurunkan kadar abnormal glukosa darah pada penderita diabetes.
Penghambatan kerja alfa-glukosidase biasanya dilakukan melalui konsumsi obat komersial yang beredar di masyarakat. Obat komersial yang biasa digunakan untuk menginhibisi alfa-glukosidase, di antaranya acarbose, voglibose, dan miglitol. Namun konsumsi obat komersial tersebut memberikan efek samping seperti mual, muntah, kejang perut serta hepatotoksisitas.
Mahasiswa Universitas IPB dari Program Studi Biokimia yaitu Lisa Giovanny, Faliha Arinda L dan Nurul Marfira melalui kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKM PE) meneliti biji kurma sebagai obat anti diabetes.
Riset yang mereka lakukan berjudul “Bima Sakti : Bji Kurma (Phoenix dactilyfera L.) Sebagai Anti Diabetes dengan Mekanisme Kinetika Inhibisi Terhadap alfa-Glukosidase” di bawah bimbingan Dr. Laksmi Ambarsari, M.Si., dari Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), IPB. Demikian dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin (29/7/2019).
Menurut Lisa, biji kurma mengandung metabolit sekunder berupa flavonoid dan saponin yang mampu menghambat alfa-glukosidase, enzim kunci pada metabolisme karbohidrat. Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa ekstrak air, etanol, methanol, dan aseton mampu mengambat alfa-glukosidase, tetapi belum ada studi yang menjelaskan aktivitas penghambatan ekstrak etanol 70 persen biji kurma terhadap alfa-glukosidase dengan mekanisme kinetika inhibisinya.
Penelitian ini bertujuan mengukur aktivitas ekstrak etanol 70 persen biji kurma dengan mekanisme kinetika inhibisi terhadap α-glukosidase. Hasil riset menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70 persen biji kurma mampu menginhibisi enzim alfa-glukosidase dengan persentase inhibisi sebesar 61 persen pada konsentrasi 1000 ppm. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70 persen biji kurma menginhibisi alfa-glukosidase secara campuran.
“Hasilnya ekstrak etanol 70 persen biji kurma menghambat alfa-glukosidase secara kompetitif dan non-kompetitif dengan substratnya. Dari hasil riset ini harapannya dihasilkan inovasi produk antidiabetes yang efektif dan aman dari ekstrak etanol 70 persen biji kurma. Penelitian ini juga diharapkan menghasilkan artikel ilmiah mengenai aktivitas biji kurma dalam menghambat alfa-glukosidase dengan mekanisme kinetika inhibisi enzim. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan menghasilkan paten sebagai obat antidiabetes,” jelas Lisa selaku Ketua dalam program penelitian ini, seperti dikutip dari hasil riset IPB, Senin (29/7/2019).
Penelitian ini banyak memberikan manfaat bagi mahasiswa dan perguruan tinggi serta memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan potensi biji kurma sebagai obat anti diabetes. Penelitian ini juga bermanfaat agar mahasiswa tertarik melakukan penelitian tentang pemanfaatan bahan aktif dari bahan alam seperti biji kurma yang berkhasiat sebagai anti diabetes.
Menurut Lisa sektor industri juga dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai bagian dari inovasi produk anti diabetes. Bagi masyarakat, penelitian ini memberikan pengetahuan mengenai khasiat biji kurma sebagai antidiabetes.
Redaksi