Sejak Dikti mengeluarkan peraturan baru tentang kuota antara mahasiswa dan dosen tetap perguruan tinggi di Indonesia, membuat beberapa lowongan untuk menjadi dosen terbuka lebar. Kamu mungkin salah satu yang tertarik dengan lowongan menjadi dosen muda. Bagi yang baru daftar menjadi dosen muda atau sekarang tengah merintis menjadi dosen tetap, penting buat kamu tahu langkah-langkah untuk menjadi dosen yang baik.
Lalu apa saja persiapan yang bisa kamu lakukan, inilah 10 tips yang semoga bisa membantumu.
1. Kesan pertama sangat penting. Kamu perlu memikat perhatian mahasiswa saat awal perkuliahan.
Dalam pelatihan guru-guru yang biasanya diajarkan konsep plenary atau lebih dikenal dengan nama starter. Konsep ini menjelaskan tentang bagaimana memulai perkuliahan dengan singkat dan menarik.
Lakukan pengenalan kurang lebih 5 menit di awal. Gunakan untuk bersapa sederhana atau menjelaskan garis besar materi yang akan diterangkan. Kamu bisa mulai dengan semangat dan antusias, atau dengan pertanyaan yang bisa menarik perhatian mahasiswa.
2. Rencana materi yang matang akan membuatmu lebih terorganisir.
Jangan masuk ke ruang kuliah tanpa menyiapkan apapun. Sebelumnya, buatlah list atau ringkasan materi yang akan disampaikan. Kamu bisa menggunakan alat bantu visual untuk menyampaikan materi, seperti PowerPoint.
Mempersiapkan materi juga tidak sembarangan, kamu harus memastikan materi kuliah tersaji secara jelas dan logis. Jangan menggunakan banyak singkatan yang susah dimengerti, nantinya akan membuat mahasiswa tidak peduli dengan materi yang kamu sampaikan.
3. Gaya presentasi penting untuk kamu asah terus.
Inilah yang sering diabaikan oleh dosen pemula. Memvariasikan intonasi suara, menjaga kontrol kecepatan bicara dan gerakan tubuh. Jika kamu memberikan kuliah dengan suara monoton, maka mahasiswa akan cepat bosan dan mengantuk.
Menjaga kontak mata dengan mengarahkan pandangan ke seluruh mahasiswa di dalam kelas. Menekan beberapa nada bicara untuk poin materi yang penting. Atau kamu bisa bergerak atau berjalan mendekati mahasiswa, daripada hanya duduk atau menyenderkan badan ke meja.
Kamu juga bisa lakukan percakapan santai dengan mahasiswa untuk membuat ketertarikan jika sudah lebih dari 30 menit berlalu. Kalau kamu suka bercerita, maka bisa tambahkan humor di dalamnya. Karena mahasiswa termotivasi saat belajar dengan bersenang-senang.
4. Adopsi strategi “student centered learning” untuk para dosen muda.
Strategi yang menekankan bahwa pusat pembelajaran atau perkuliahan kepada mahasiswa. Kamu perlu berpikir kebutuhan belajar mahasiswa, sehingga mereka akan lebih aktif dan berkontribusi saat perkuliahan.
Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah:
- Diskusi kelompok di luar ruangan.
- Menonton video atau gambar.
- Menggunakan model atau menghadirkan tokoh yang berkaitan.
5. Memberikan waktu untuk mahasiswa bertanya.
Meminta atau mendorong untuk bertanya juga menjadi salah satu cara untuk menjaga interaksi dosen dengan mahasiswanya. Waktunya bisa dipilih, bisa di awal atau di pertengahan sesi materi.
Hal ini dilakukan tidak lain untuk membantu dosen untuk menilai pemahaman mahasiswa, memperjelas materi kuliah dan mempertahankan perhatian mahasiswa. Apalagi saat materi yang disampaikan panjang dan kompleks.
6. Kamu tidak perlu ragu untuk melakukan perubahan.
Memang akan lebih nyaman jika kamu menggunakan gaya yang sama selama memberikan kuliah. Tetapi, kebiasaan tersebut akan membuatmu tidak berkembang, apalagi kamu akan menjadi dosen yang cukup lama.
Cobalah strategi dan gaya baru untuk dosen muda. Kembangkan cara penyampaian materi kuliah, lebih bervariasi dan tentu saja dinikmati mahasiswa. Perubahan ini tidak hanya untuk kepentingan mahasiswa saja tetapi juga untuk dirimu sendiri.
7. Kuliah yang interaktif.
Mendorong mahasiswa untuk ikut berpartisipasi saat perkuliahan memang tidak mudah. Sehingga, perlu benyak ide dan kreatifitas bagi dosen untuk menemukan solusinya. Diantaranya, strategi “think, pair and share”.
Strategi itu dimulai dengan memberikan mahasiswa topik atau kasus yang akan didiskusikan berpasangan. Mahasiswa akan terdorong untuk berpikir, memberikan pendapat atas apa yang sudah didiskusikan. Kemudian akan dibagikan dengan mempresentasikan kepada mahasiswa lain untuk dikaji bersama.
8. Teknologi.
Beruntungnya bagi dunia pendidikan dengan berkembangnya teknologi, maka kegiatan belajar mengajar terbantu dari berbagai sisi. Kamu dapat menggunakan teknologi yang paling sesuai dengan kuliah yang diberikan bukan sebaliknya. Beberapa program yang telah sering digunakan adalah Keynote, PowerPoint, video edukasi dan Moodle.
9. Kamu tidak perlu takut saat mendapatkan masukan dari mahasiswa.
Feedback mahasiswa merupakan bagian penting dalam proses menjadi dosen muda yang baik, sekaligus dapat juga menjadi masukan perbaikan di masa mendatang. Cara ini ampuh untuk digunakan agar kamu bisa menilai apakah cara yang kamu gunakan sudah benar atau belum.
Kuisioner dan survei biasanya dilakukan di akhir semester, untuk mengetahui penilaian mahasiswa terhadap peran dosen dikampus. Tetapi jangan bergantung pada kuisioner saja. Kadang kamu perlu bertanya secara langsung “Apa yang kalian pikirkan tentang video ini?” atau “Bagaimana menurut kalian diskusi ini?”.
10. Akhir perkuliahan yang tidak kalah pentingnya.
Biasakan mengakhiri perkuliahan dengan cara yang terstruktur. Kamu bisa gunakan untuk me-review materi dan memberikan informasi terkait materi yang selanjutnya akan dibahas.
Hal ini penting untuk mengingatkan mahasiswa tentang poin-poin penting materi saat itu. Akhir perkuliahan juga cocok untuk bertanya kepada mahasiswa serta mengumpulkan feedback dari mahasiswa.
Tidak ada yang lebih penting dari beberapa tips di atas, jika tidak pernah dipraktekan. Jangan tunda untuk jadi dosen muda terbaik! Mulailah dari sekarang juga.